Sukses

Yuk, Saksikan Keunikan Budaya dan Religi di Festival Tabut 2018!

Yuk, saksikan keunikan budaya dan religi di Festival Tabut 2018.

Liputan6.com, Bengkulu Punya rencana berlibur ke Bengkulu? Sebentar lagi di sana kan ada Festival Tabut 2018 yang dipusatkan di di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu. Tepatnya pada 10-20 September 2018. 

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan bahwa Bengkulu memiliki kekuatan wisata religi yang penuh dengan budaya. Ia yakin Festival Tabut 2018 bisa menjadi magnet untuk mendatangkan wisatawan.

"Festival Tabut ini menjadi festival utama di Bengkulu sekaligus Top 100 event wisata skala nasional. Jadi harus benar-benar dibikin meriah dan semenarik mungkin agar bisa mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya," ujar Arief, Rabu (29/8/2018).

 

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Yudi Satria, mengatakan bahwa ritual Tabut diadakan sebagai manifestasi kecintaan sekaligus mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib. Husein meninggal dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Irak pada 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).

"Bila melihat sejarahnya, perayaan ritual Tabut di Bengkulu pertama kali diperkenalkan dan dilaksanakan pada tahun 1685 oleh Syeh Burhanuddin atau dikenal sebagai Imam Senggolo, seorang penyebar Islam di Bengkulu. Ia menikahi seorang perempuan Bengkulu dan keturunannya disebut keluarga Tabut," ucapnya.

Ritual tersebut kemudian diadakan setiap tahun secara turun-temurun oleh anggota Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu. Ritualnya digelar dari tanggal 1 sampai 10 Muharram sebagai upaya memperingati sekaligus menyemarakkan Tahun Baru Islam.

"Tradisi ini berawal dari keturunan Husein. Saat Husein meninggal, yang tersisa adalah 1 anak laki-laki dan ada beberapa yang perempuan. Zainal Abidin inilah yang beranak pinak," kata Yudi.

Dia menjelaskan, inti dari upacara selama 10 hari itu adalah simbol mengumpulkan semua bagian tubuh Husein, lalu diarak dan dimakamkan di Padang Karbala.

"Ini juga menjadi simbol keprihatinan sosial menyoal praktik kehidupan manusia yang kerap menghalalkan segala cara seperti pengkhianatan untuk mencapai kekuasaan," ujar Yudi.

Adapun tahapan ritual Tabut sesuai urutan, yakni mengambik (mengambil) tanah, duduk penja, meradai, merajang, arak penja, arak serban, gam yang berarti masa tenang atau berkabung, arak gedang, serta tabut terbuang.

Festival Tabut juga menawarkan kegiatan lain selain sekedar prosesi. Ada sejumlah kontes yang harus dimenangkan setiap tahun, di antaranya lomba kereta kuda tradisional dan pertunjukan tarian tabut.

"Sebagian besar kegiatan festival diadakan di sekitar Balai Raya Semarak Bengkulu, tempat tinggal gubernur dan lapangan Polda Bengkulu," ucap Yudi.

Ia menambahkan, Festival Tabut 2018 bukan hanya menjadi ajang promosi pariwisata, tapi juga sebagai penggerak ekonomi daerah. Festival ini mampu menyedot ratusan ribu orang Bengkulu untuk menyaksikan puncak acara, yaitu arak-arakan tabut.

"Festival ini tidak hanya ritual budaya dan religi, tapi juga bagian dari modal pembangunan sektor pariwisata. Festival ini juga bisa mendatangkan para perantau asal Bengkulu untuk kembali ke kampung halaman. Karena festival tabut sudah melegenda bagi masyarakat lokal," kata Yudi.

Kegitan tersebut juga untuk mendukung program unggulan daerah dalam mewujudkan Tahun Kunjungan Wisata pada 2020 atau "Visit Wonderful Bengkulu 2020".

Apabila ingin menyaksikan festival tersebut, Anda tidak perlu khawatir soal aksesnya. Sebab menuju Bengkulu sudah tersedia penerbangan langsung setiap hari dari Jakarta sebanyak enam kali sehari dengan Lion Air, Sriwijaya Air, Citilink, dan Garuda Indonesia.

Melalui darat, Anda dapat menggunakan bus antar provinsi dari lintas barat dan timur. Untuk jalur lintas barat dari Jakarta ke Bandar Lampung melalui hutan tropis yang lebat dari Liwa, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Krui.

Amenitas di Bengkulu juga aman. Sedikitnya ada 50 hotel dan penginapan di Bengkulu, mulai dari homestay hingga hotel berbintang yang dekat dengan destinasi wisata.

 

 

(*)