Sukses

Pariwisata Indonesia Tumbuh 6 Persen di Tingkat Global 

Kementerian Pariwisata baru saja menggelar Sosialisasi Promosi Pariwisata Mancanegara pada Media Nasional. Acara yang digelar di Bali, 5-7 September 2018 tersebut turut dihadiri Forum Wartawan Pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata baru saja menggelar Sosialisasi Promosi Pariwisata Mancanegara pada Media Nasional. Acara yang digelar di Bali, 5-7 September 2018 tersebut turut dihadiri Forum Wartawan Pariwisata (Forwarpar).

Vincentius Djemadu, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata dalam pertemuan tersebut mengatakan, pariwisata Indonesia terus membidik wisatawan mancanegara untuk meningkatkan kunjungan wisatanya ke Indonesia.

“Gerakan brand management sudah bagus, karena ketika wisatawan itu puas mereka akan datang kembali secara berkala, Dalam membidik, kita harus mengawal, agar  wisatawan merasa nyaman saat berwisata,” ungkap Vincentius.

Lebih jauh dirinya mengatakan, di tingkat global pariwisata Indonesia tumbuh sekitar 6 persen, sedangkan di tingkat regional Asean tumbuh 7 persen, di tingkat nasional tumbuh 21,88 persen.

“Di antara negara Asean lain, Vietanam, Malaysia, Singapura, dan Thailand, Indonesia ada  di urutan kedua di bawah Vietnam,” kata Vincentius.

2 dari 2 halaman

Peningkatan Wisatawan yang Berkunjung ke Indonesia

Dari sisi kedatangan, Vincentius mengatakan, pada 2017 ada sekitar 14.039.799 wisman yang datang ke Indonesia, meningkat dari angka 8.802.129 wisman pada 2013.

“Target 2017 tidak tercapai, dampak besar impact Gunung Agung sangat terasa saat itu, di mana maskapai dari Tiongkok tidak ada satu pun yang datang, efeknya kita tidak mencapai pertumbuhan 1 juta wisman,” kata Vincentius menambahkan.

Hadirnya gelaran  pesta olahraga Asian Games, Asian Paragames, dan pertemuan Annual Meeting IMF-World Bank di Bali yang bakal digelar kemudian diyakini mampu membawa dampak positif bagi pariwisata nasional.

“Sampai Agustus kita sudah dapat 9 juta wisman, kita alami penurunan kunjungan wisman di Agustus, termasuk dari China kehilangan 10.000 lebih, apalagi waktu tinggal 4 bulan. Adanya bencana alam membuat wisatawan sensitif, tapi kita terus mengaktifkan crisis centre, karena dengan cara ini sangat efektif membuat wisatawan nyaman,” kata Vincentius menambahkan.