Liputan6.com, Jakarta Kementarian Pariwisata (Kemenpar) sukses memukau media-media asing dengan paparan promosinya di sesi Media Briefing Incentive Travel & Convention, Meeting Asia (IT&CMA) 2018, di Bangkok Convention Centre, Thailand, Selasa (18/9/2018). Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata Kemenpar, I Gede Pitana, mampu menyampaikan presentasi dan menjawab pertanyaan dari para jurnalis dengan ciamik.
"Paparannya sangat informatif, singkat, dan padat. Kita akhirnya tahu bahwa Indonesia punya keunggulan lainnya selain Bali. Kita juga akhirnya tahu betapa banyak budaya yang bisa menjadi daya tarik Indonesia untuk pariwisata ," ujar Zuzanna Adamson, awak media asal Eropa, MICE Central.
Sebagai materi presentasi, Pitana menjelaskan tentang 10 destinasi prioritas Kemenpar atau biasa disebut dengan 10 Bali Baru. Ia juga menceritakan tentang kecantikan, contohnya keindahan Candi Borobudur sebagai salah satu keajaiban dunia.
Advertisement
"Borobudur itu adalah salah satu ikon, tetapi wisatawan bisa datang dan juga menikmati Yogyakarta, Solo dan Semarang atau biasa disebut dengan Joglosemar,"ujar Pitana.
Tak ketinggalan, Pitana juga menjelaskan mengenai keindahan Labuan Bajo yang menaungi hewan langka, Komodo.
Dalam jumpa pers, ia menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia turut mendorong kegiatan-kegiatan MICE di Indonesia. Yogyakarta merupakan salah satu kota yang pertumbuhan wisata MICE-nya sangat baik.
"Kami akan ikut membantu dari proses bidding, dukungan atraksinya seperti tarian, bisa juga makan malam. Negara kami sudah sangat siap dengan wisata MICE karena infrastuktur dan fasilitasnya sudah layak dan lengkap. Silakan datang ke Indonesia," ucap Pitana.
Kemenpar memang tak pernah berhenti memikirkan upaya untuk mengubah destinasi pariwisata para wisatawan mancanegara (wisman), agar tidak selalu bertujuan ke Bali saja. Menurut Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar, Iyung Masruroh , Joglosemar juga masuk menjadi daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional oleh Kemenpar. Ketiga daerah ini memiliki potensi di bidang budaya, belanja, kuliner, dan MICE untuk mendongkrak kunjungan wisman.
”Semoga buyers-buyers yang hadir bisa menyiapkan paket MICE di Yogyakarta dengan dikombinasikan Joglosemar. Karena kita semua tahu, salah satu alasan wisman ke Indonesia adalah melihat wisata alam, budaya, dan karya manusia,” kata wanita berhijab itu.
Iyung mengatakan, wisata budaya merupakan penyumbang pasar terbesar, mencapai 60 persen. Wisata budaya masih terbagi menjadi warisan budaya dan sejarah sebesar 20 persen, belanja dan kuliner 45 persen, serta wisata kota dan desa sebesar 35 persen. Berdasarkan data itu, Kota Yogya, Solo, dan Semarang, layak masuk ke daftar daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional.
Untuk branding pemasaran di mancanegara, Joglosemar bisa mengusulkan pilihan tematik keunggulan daerahnya masing-masing. Contohnya, keris, batik, serta beragam kekayaan budaya dan kulinernya.
”Bandara Adisucipto dan Ahmad Yani yang masuk great Yogyakarta memiliki kontribusi besar sebagai pintu masuk utama wisman. Bisa dikunjungi setelah dari Bali atau sesudah dari Semarang dan Yogya. Sangat cocok untuk wisatawan MICE maupun leisure,” ujar Iyung.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, juga meminta agar mengaktifkan konektivitas Joglosemar, di mana masing-masing bandaranya sudah berstatus internasional.
“Jadi kelak orang mau ke Joglosemar, bisa via Adi Sucipto Yogya, Adi Sumarmo Solo dan Ahmad Yani Semarang, lalu dikoneksi melalui overland. Jalur darat, akses, amenitas, dan atraksi harus terus ditingkatkan. Saya harap pameran ini menghasilkan banyak terjalin kontrak bisnis antara sellers Indonesia dengan buyers Se-Asia Pasifik dan wisatawan datang ke tanah air kita," ucapnya.
(*)