Sukses

Dihancurkan Gempa Palu, Hotel Roa Roa Ternyata Favorit Traveller

Hotel Roa Roa menjadi salah satu lokasi favorit para traveller yang bertandang ke Palu. Hanya dalam sekejap, hotel itu hanya menyisakan satu lantai dasar saja.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Hotel Roa Roa menjadi sering disebut dalam masa tanggap bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Selatan. Hotel berlantai tujuh yang kini hanya menyisakan lantai dasar itu menjadi salah satu bangunan terdampak paling parah.

Nama Roa Roa memiliki makna penting. Diambil dari Bahasa Kiaili di Sulawesi Tengah, roa-roa berarti persahabatan.

Hotel tersebut termasuk banyak yang mendapat ulasan baik dari para traveller yang menginap. Dalam salah satu situs pemesanan hotel online, Hotel Roa Roa bahkan memperoleh poin 8.3.

Salah satu nilai plus para traveller adalah lokasi hotel yang dekat dari Pantai Talise dan pusat perbelanjaan. Hotel itu juga disebut hanya berjarak 10 menit berkendara dari Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu.

"Ini adalah hotel eksklusif tetapi hanya butuh uang sedikit untuk dapatkan salah satu kamar. Hotel juga berlokasi di pusat kota. Mudah mengakses kantor pemerintahan dan pertokoan. Harga hemat, kualitas tinggi," tulis Risa, salah satu tamu yang pernah menginap, di laman Booking.com, beberapa waktu lalu. 

Interior hotel bergaya simpel minimalis itu di lantai dasar didominasi warna coklat. Sementara, ruang kamar didominasi gradasi biru yang didukung furnitur mengedepankan fungsi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Batik Bomba

Meski bergaya kekinian, hotel tersebut tetap memasukkan sentuhan budaya lewat penggunaan Batik Bomba, batik khas Sulawesi Tengah. Penggunaannya terlihat pada taplak meja yang berada di restoran dan ruang rapat.

Bomba sendiri bermakna "keterbukaan" dan "kebersamaan". Dilansir benarnews.org, hal itu salah satu yang membuat masyarakat Palu terbuka kepada mereka yang berkunjung.

Dulu, para orang tua di Palu membuat benang sutra yang kemudian ditenun dengan alat tenun tradisional hingga menjadi kain. Setelah itu, kain dibatik dengan bahan tinta yang berasal dari getah pepohonan menggunakan canting yang cetakannya dibuat dari kayu.

Seiring waktu, Batik Bomba kini mulai dicemari dengan proses manufaktur. Kain bermotif batik bomba ada di mana-mana. Apalagi, batik tersebut wajib dikenakan seluruh pegawai pemerintah di Palu setiap Kamis.