Liputan6.com, Jakarta - Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara (Malut) meletus, Kamis, 4 Oktober 2018. Asap putih kelabu setinggi 250 meter keluar dari puncak awal.
Nama Gunung Gamalama diambil dari kata "Kie Gam Lamo" yang bermakna "negeri yang besar". Terdapat banyak cerita misteri terkait nama tersebut.
Puncak Gamalama diyakini sebagai tempat suci, lokasi bersemayamnya para raja dan imam-imam masjid Kesultanan Ternate serta para penyebar agama Islam. Cerita tersebut diyakini masyarakat setempat.
Advertisement
Baca Juga
Salah satunya Ikram Sangaji, warga Kelurahan Gambesi, Ternate Selatan, yang sempat menceritakan makam-makan suci di puncak Gunung Gamalama biasa disebut jere. Seperti diungkapkan Ikram, jere atau makam suci itu tumbuh sendiri berdasarkan kisah dari ayahnya.
"Jere-jere yang tersebar di puncak Gamalama itu muncul sendiri. Kalau jere yang tumbuh dahulu itu batu nisannya warna putih, sekarang batu nisannya sudah berwarna hitam," kata Ikram kepada Liputan6.com pada Agustus 2016 lalu, tak lama setelah Gamalama menyemburkan material vulkanik.
Menurut Ikram, selain di puncak Gunung Gamalama, makam yang diyakini milik para aulia dan anbia atau orang-orang suci itu juga berada di beberapa kelurahan di Kota Ternate. Ia menyebut, di Kelurahan Kulaba dipercaya milik para raja Kesultanan Ternate, Kelurahan Sangaji Utara milik Sangaji (panglima perang Kesultanan Ternate).
Adapun jere di Kelurahan Sulamadaha milik para penyebar agama Islam. Sementara, Kelurahan Sasa milik para penasihat empat Kesultanan di Maluku Utara. Kelurahan Tobona milik para imam-imam masjid Kesultanan Ternate dan Kelurahan Foramadiahi milik Sultan Khairun Ternate.
Saksikan video pilihan berikut ini: