Liputan6.com, Jakarta - Kekagetan Akbar yang mengetahui Cak Lontong beristrikan perempuan berkulit putih, muka lonjong manis agak keitali-italian dan berpostur tinggi (diperankan Alexandra Gottardo) membuatnya rela mengeluarkan uang banyak untuk keluarga Cak Lontong yang miskin dibanding kawan akrabnya Akbar yang kaya raya.
Meski tidak banyak dialog dan improvisasi yang dikeluarkannya, pemilik nama Alexandra Ria Farista Gottardo ini tetap bisa tampil apik mengimbangi tampilan Cak Lontong dan Akbar dalam gelaran Indonesia Kita lakon 'Orang-orang Berduit' di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (5/10/2018). Tampil lagi dua kali di Sabtu pekan ini.
Baca Juga
Mengintip Ratusan Mainan Artistik Unik di Hong Kong Art Toy Story 2024 Jakarta, Buka Peluang Kolaborasi dengan Seniman Lokal
Garin Nugroho Rilis Film Bisu Berlatar Budaya Bali, Suara Gamelan dan Musik Elektronik Bakal Diputarkan Langsung Selama Ditonton
Saat 100 Perempuan Penari Bergerak Serempak Menarikan 38 Tarian Nusantara di Festival Art ChipelaGong
Aktris kelahiran Malang, 9 Januari 1985 ini rupanya nagih untuk tampil kembali di pentas Indonesia Kita setelah sebelumnya pernah main dalam lakon Pesta Para Pencuri bersama Happy Salma, Inayah Wahid dan seniman-seniman Indonesia Kita lainnya.
Advertisement
Antusiasme jelas tak terbendung ketika ditawari main lagi di gelaran yang ke-30 penutup tahun ini. Alexandra tampil sebagai istri Cak Lontong yang rindu menjadi istri yang bisa hidup mapan dan nyaman.
Mungkin perannya tidak terlalu memonjol dalam hal ini. Namun, Alexandra tampaknya diterima para penonton menjadi penghias yang melengkapi wajah-wajah senior para seniman Indonesia Kita. Tak hanya dia, masih ada pemain lain. Sebut saja Flora Simatupang, Cicilia King, Sruti Respati menghiasi panggung dengan aura cantik asli Indonesia.
Selain deretan film layar lebar yang pernah dimainkannya, artis berdarah Italia dan Jawa ini pernah tampil bagus sebagai Che Guevara berbahasa Jawa medok ada pementasan 'Hanya SAlju dan Pisau Batu' di Taman Ismail Marzuki pada 2010. Baginya, ini merupakan momen yang tak terlupakan. Kepuasaan batin didapatkannya. Maka, tak heran panggung Indonesia Kita dirindukan terus.