Sukses

Pose Aksi Keren Momo, Maskot Asian Para Games 2018

Intip pose aksi keren Momo, maskot Asian Para Games 2018 berikut.

Liputan6.com, Jakarta Euforia Asian Para Games 2018 kian terasa setelah dibuka Presiden Joko Widodo di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Sabtu, 6 Oktober 2018. Namun di balik itu, sang maskot yang bernama Momo juga tidak kalah mencuri perhatian publik.

Maskot pesta olahraga multicabang untuk penyandang disabilitas se-Asia tersebut adalah visualisasi grafis dari elang bondol (Haliastur indus). Elang bondol juga diketahui menjadi maskot dari Kota Jakarta.

Momo memakai tiga buah atribut yang terdiri atas sabuk dan selendang khas Betawi dan medali yang menggantung di lehernya. batik yang dikenakan merupakan motif tumpal berbentuk segitiga runcing layaknya gigi buaya dan bermakna sebagai penolak bala.

Tak hanya sebagai maskot, Momo juga ditampilkan dengan berbagai gaya. Mulai dari tampak samping, depan, dan belakang. Laman resmi Asian Para Games 2018 juga menyuguhkan dua pose aksi Momo.

Seperti apa dua pose aksi Momo, sang maskot Asian Para Games 2018? Yuk, simak gambarnya lewat rangkuman berikut ini.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Simak video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pose Aksi Momo, Maskot Asian Para Games 2018

Dua pose aksi Momo, maskot Asian Para Games menampilkan gambar dengan dua sayapnya yang terbuka lebar. Ekspresinya pun ceria dan penuh semangat yang jadi refleksi dukungan kepada para atlet yang sedang bertanding.

Sementara, pose aksi satu lagi seperti mengacungkan sayapnya dan sayap satunya berada di sisi samping. Pemilihan elang bondol sebagai maskot dikarenakan memiliki pesan orang-orang perlu menjadi kuat, berani, dan terus berjuang.

Karakteristik elang bondol dapat diketahui dari warna putih terang dari kepala hingga dada. Bagian tubuh lainnya berwarna coklat gelap. Elang bondol hanya hidup di Pulau Seribu dan dikategorikan sebagai spesies yang terancam punah oleh PBB karena populasinya yang kian sedikit.

Â