Sukses

Keistimewaan Pinisi, Kapal Kebanggaan Indonesia di Pembukaan Asian Para Games 2018

Kapal pinisi ditampilkan pada upacara pembukaan Asian Para Games 2018. Pada layarnya tertulis sejumlah kata motivasi yang menginspirasi.

Liputan6.com, Jakarta - Kemunculan kapal pinisi bertuliskan para-nisi adalah satu dari sekian banyak kejutan pada upacara pembukaan Asian Para Games 2018 yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu, 6 Oktober 2018 lalu.

Dijadikan simbol keberanian dan kesetaraan bagi para altet difabel yang berjuang di event yang berlangsung hingga 13 Oktober mendatang, kapal pinisi memiliki catatan sejarah dan jadi kebanggaan bangsa Indonesia.

Dikutip dari indonesia.travel, Selasa (9/10/2018), pinisi merupakan kapal layar tradisional asal Sulawesi Selatan. Kapal ini tepatnya lahir di Desa Bira, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba.

Pinisi memiliki keistimewaan, yakni terkait proses pembuatannya yang dilakukan tanpa menggunakan paku maupun peralatan modern. Keistimewaan itu makin diperkuat dengan pembuatannya yang masih manual menggunakan tangan manusia langsung. 

Kendati tak mendapat sentuhan modern di proses pembuatannya, ketangguhan kapal pinisi tak perlu dipertanyakan. Inilah satu-satunya kapal kayu yang mampu mengarungi lima benua. Dari Vancouver di Kanada, ganasnya ombak Samudera Pasifik, Australia, Madagaskar, hingga Jepang, semua sudah diarungi kapal pinisi.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Pembuktian Cinta di Pembuatan Kapal Pinisi Pertama

Sejarawan JJ Rizal mengungkapkan, pembuatan kapal pinisi pertama merupakan bukti cinta dari seorang Eropa yang jatuh hati pada seorang puteri dari kerajaan Sulawesi pada abad 18.

Sang raja memberikan syarat pada orang Eropa tersebut untuk membuatkannya kapal paling cepat di dunia. Satu yang bisa bersaing dengan kapal cepat di Eropa. Ia lalu mengambil inspirasi dari kapal maritim Indonesia yang dikombinasikan dengan teknik perkapalan modern Eropa, terutama yang menggunakan layar.

Terciptalah kapal pinisi yang kekuatannya bertitik berat pada layar. "Jadi, itu semacam inspirasi dari dunia Eropa dan dunia kita. Ini seperti banyak kebudayaan kita yang merupakan produk persilangan kebudayaan yang salah satu akarnya adalah cerita cinta," ujar Rizal di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Memiliki sejarah panjang, pinisi sudah sangat sering dibawa dan diperkenalkan di sejumlah pameran Wonderful Indonesia di luar negeri. Setiap tahunnya juga terdapat Festival Pinisi di Balakumba, salah satu agendanya Anda bisa melihat proses pembuatan sang kapal kayu raksaksa.

Mengingat perhelatannya tahun ini sudah berakhir, mungkin Anda tertarik datang tahun depan?