Sukses

Tenun Maumere Simbol Kesuburan Ramaikan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali

Salah satu tenun Maumere yang paling disukai bernama kain Wastra. Kain itu menyimbolkan kesuburan perempuan. Siapa yang minat?

Liputan6.com, Jakarta - Setelah pengrajin batik Lasem yang mejeng di Indonesia Pavilion, kini giliran penenun dari Maumere yang tampil meramaikan pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia 2018. Kain tenun Maumere berwarna-warni karya perempuan bernama Rosvita terbentang cantik di gerai UMKM, pada Selasa, 9 Oktober 2018.

Rosvita menerangkan, kain tenun Maumere memiliki filosofi mendalam, yaitu sebagai simbol kesuburan seorang perempuan. Kain klasik wastra paling disukai dibandingkan motif modern yang juga dipajang di gerai UMKM.

Kain tenun jenis itu memiliki motif khusus yang disebut Lian Lipa dengan dominasi warna merah dan hitam. "Ini motif tradisional yang biasa dipakai oleh perempuan di atas usia 50 tahun," ujar Rosvita sembari menunjukkan Kain Wastra yang dimaksud, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Selain itu, ada jenis tenun lain yang juga disukai banyak orang, yaitu motif Dala Mawarane, di mana biru dan merah jadi warna dominan di kain ini.

"Ada pula yang warna biru, nila atau indigo, dan merah yang pewarnanya dari akar mengkudu. Ini merupakan simbol keutuhan sebuah keluarga atau suku," tutur Rosvita yang piawai menenun sejak remaja.

Tak hanya dua motif tersebut, mitra binaan BUMN itu memamerkan berbagai corak dan motif lain khas tenun Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurut Rosvita, tenun Maumere memiliki lebih dari 20 motif yang meliputi motif klasik dan modern.

Proses pengerjaan kain tenun warisan nenek moyang itu, tutur dia, idealnya membutuhkan waktu hingga tiga bulan. Sementara, pewarnaan tenun Maumere membutuhkan waktu hingga dua bulan.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

2 dari 2 halaman

Pewarna Alami

Semua proses pengerjaan tenun dilakukan secara tradisional. Begitu pula dengan pewarnaannya yang menggunakan bahan alami. Namun, untuk beberapa kain tenun yang ukurannya lebih kecil, waktu pengerjaan dan pewarnaan bisa lebih cepat.

"Semua proses tenun ini pengerjaannya secara tradisional, begitu pula pewarnaannya yang menggunakan bahan alami, seperti berasal dari akar, daun, buah, batang kulit pohon dan lain-lain," tuturnya.

Selain kain panjang, Rosvita juga menampilkan produk lainnya bermotif tenun Maumere seperti dompet, tempat kartu, aksesoris, dan syal. Ia mengaku sangat senang berpartisipasi dalam pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia 2018 karena bisa memperkenalkan kain kebanggannya kepada masyarakat mancanegara.

"Ini merupakan kesempatan saya untuk memperkenalkan tenun kepada masyarakat mancanegara. Saya berharap, setelah pameran ini, produk-produk tenun dari NTT semakin go international," ujar Rosvita.

Ia mengatakan, kain karyanya sudah beberapa kali dipesan warga Jepang, Amerika Serikat, dan Jerman. Kain tenun Maumere ini hadir di Indonesia Pavilion hanya sampai kemarin, Selasa, 9 Oktober 2018, karena akan bergantian dengan kain tradisional dari daerah lain.

Saksikan video pilihan berikut ini: