Sukses

Deretan Perempuan Indonesia Perkasa di Asian Para Games 2018

Di tengah keterbatasan fisik, sejumlah perempuan perkasa berhasil meraih medali emas di Asian Para Games 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Asian Para Games 2018 di Jakarta segera berakhir. Acara penutupan akan digelar hari ini, Sabtu (13/10/2018).

Acara tersebut menyisakan beragam cerita dari perempuan-perempuan perkasa. Dengan kemampuannya, mereka berhasil menyabet sejumlah medali emas, perak, dan perunggu.

Berikut peraih medali emas kontingen Indonesia dari berbagai cabang olahraga dalam ajang Asian Para Games 2018.

Suparniyati

Ia meraih medali emas dari cabang tolak peluru. Ia lahir di Riau pada 18 Agustus 1993 dan belajar tolak peluru sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Meski dikenal sebagai anak penjual tempe, Suparni mampu meraih medali emas. Ia mampu menggeser rekor Asia milik atlet Malaysia atas nama Nursuhana binti Ramlan yang dibuatnya pada 2012 sejauh 10,71 meter ketika di Paralimpiade London 2012.

Rica Oktavia

Ia meraih medali emas dari cabang olahraga lompat jauh. Ia meraih medali emas Asian Para Games 2018 setelah mengalahkan wakil Malaysia dan Jepang dengan lompatan 5,25 meter.

Kesuksesannya meraih medali emas tersebut membuktikan perjalanan panjangnya sejak Sekolah Dasar (SD). Ia memang sudah menyukai lompat jauh sejak SD hingga akhirnya mencapai target meraih medali emas.

Syuci Indriani

Syuci Indriani juga berhasil meraih medali emas untuk cabang renang. Sejak usia 6 tahun ia sudah menyenangi olahraga renang.

Tak hanya dalam ajang Asian Para Games 2018, ia juga sempat meraih medali emas dalam ajang olahraga yang berbeda, seperti Asean Para Games 2017 di Malaysia, juga meraih medali emas di Youth Para Games 2017 di Dubai.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Catur dan Atletik

Debi Ariesta

Pecatur putri Indonesia ini sukses merebut dua medali emas, yakni dari nomor tunggal dan beregu putri VI-B1 (buta total). Ia sempat merasa putus asa saat masih remaja akibat keterbatasan fisiknya.

Sejak kecil ia sudah suka bermain catur yang berawal saat keluarga temannya. Ia kemudian ikut bermain catur dan tak bisa melihat pada 14 tahun.

Kharisma Evi Tiarani

Ia meraih medali emas dari cabang para atletik yang disumbangkan dari nomor 100 T42/63 putri. Evi sukses mencatatkan waktu 14,98 detik, unggul atas Kaede Maekawa (16,89) dan Tomomi Tozawa (16,98).

Demi membela Indonesia dalam cabang para atletik, ia sampai menelantarkan sekolahnya. Saat ini wanita kelahiran 19 Januari 2001 itu sedang menimba ilmu di SMAN 8 Surakarta jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Tati Karhati

Ia meraih emas dari cabang olahraga catur cepat kelas VI-B1. Ia sejak kecil sudah tak bisa melihat, begitu juga dengan tiga kakaknya.

Kepada para penyandang disabilitas, perempuan yang juga telah jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) berpesan agar jangan minder. Dengan bonus yang didapat dari Asian Para Games 2018, Tati berencana mengobati ibundanya yang mengalami patah tulang akibat kecelakaan.

Â