Sukses

Menpar Arief Yahya Canangkan Program Marketing Competing Destination Model

CDM Masuk Program Extraordinary Menpar Arief Yahya.

Liputan6.com, Shanghai Menteri Pariwisata, Arief Yahya, terbiasa melakukan strategi Quick Win untuk menjaga semangat dan menaikkan kepercayaan diri pegawainya. Salah satu strategi yang sedang dicanangkan adalah Competing Destination Model (CDM). Konsep ini sedang diuji coba dengan market utama Tiongkok dan bermitra dengan Zamplus Inc, perusahaan IT di Shanghai.

CDM adalah metode pemasaran terbaru yang memaduka machine learning, analisa big data, dan contextual advertising dalam dengan cara digital. CDM membelokkan audience dengan konten yang pas dan pada waktu yang tepat.

Sembari terus dipantau, CDM sudah dimasukkan sebagai program extraordinary Kementerian Pariwisata (Kemenpar), selain Hotdeals dan Incentive Airlines-Wholesaler. Tiga strategi yang dinilai ampu menembus target 17 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2018 di tengah musibah bencana alam.

Pada minggu ke-dua September 2017, semua pihak optimistis bahwa angka wisman mampu menembus angka 15 juta. Secara statistik, posisi wisman yang masuk ke Indonesia sudah di atas rata-rata dan konsisten selama delapan bulan.

Hingga tiba-tiba, Gunung Agung erupsi pada pada 29 September 2017 yang mengakibatkan penutupan Bandara Ngurah Rai, Denpasar. Lebih dari 12 negara Travel Advice ke Indonesia pun muncul. 

Hingga pertengahan Januari 2018, dampak erupsi belum juga 100 persen pulih. Baru pada April 2018, wisman Bali sudah kembali normal. Namun, persis tujuh bulan setelah recovery, terjadi gempak Lombok Sumbawa dan Palu Donggala yang sama-sama menekan Pariwisata Indonesia.

“Seperti diketahui, soal safety and security itu menjadi pertimbangan utama orang berwisata,” ujar Arief.

Solusi yang bisa dilakukan untuk mengembalikan kembali kesejahteraan pariwisata Indonesia adalah melakukan sosialisasi melalui media bahwa Indonesia itu luas, terbentang dari Sabang sampai Merauke. Arief pun menyiapkan senjata pamungkas dalam strategi berpromosi. Ada yang bersifat ordinary, menggunakan konsep Branding, Advertising, dan Selling (BAS) yang sudah lazim dilakukan sejak 2016.

Lalu, yang lebih tegas dan kuat lagi ada extraordinary. Terdiri dari CDM, Hotdeals dan Incentive Airlines dan Wholeseler.

“Ini sedang dilakukan di 2018, menggunakan cara baru, inovatif, cara yang tidak biasa,”  ucap Arief.

Sementara itu, program yang Super Extra Ordinary adalah senjata istimewa yang disimpan untuk mewujudkan target 20 juta di tahun 2019,di antaranya Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal.

“Semuanya akan menjadi memberi impact besar pada capaian wisman ke tanah air,” kata dia.

 

 

(*)