Liputan6.com, Bandung - Selalu ada alasan untuk mengulang kunjungan ke Bandung. Mungkin rindu akan sejuk udaranya, cantik panorama dengan deretan bukit mengungkung, atau bisa juga karena kuliner Kota Kembang yang banyaknya membuat Anda kehilangan hitungan.
Sudah jadi rahasia umum jika Ibu Kota Provinsi Jawa Barat ini merupakan rumah bagi banyak kuliner menggugah selera. Mulai dari yang fancy sampai street food, semua ada dan siap untuk Anda sambangi.
Karena label sebagai surga kuliner, Anda sangat mudah menemui antrean mengular di sejumlah tempat makan hits. Namun, apalah artinya datang ke suatu tempat tanpa menjajal kedai langganan warga lokal?
Advertisement
Baca Juga
Dari segudang pilihan kuliner malam, Mi Tek Tek Pak Amir yang sudah buka sejak 1989 harus dipertimbangkan. Coba bayangkan, menyantap sepiring mi tek tek di tengah udara Bandung yang dingin-dingin sejuk. Cukup membuat Anda menelan ludah ya?
Berada di pelataran toko penjual perabot rumah di Jl. Belakang Pasar no. 70, harum masakan warung tenda ini sudah bisa dicium dari perempatan berjarak 100 meter. Tempatnya berada di tengah jalan cukup gelap. Maklum kegiatan jual-beli di sini selesai sebelum magrib menjemput.
Tempatnya sangat sederhana, jadi sensasi street food asli akan Anda dapati di warung tenda yang buka dari pukul 5 sore sampai 12 malam ini. Hanya terdapat satu meja panjang dan beberapa bangku plastik berjajar. Pembeli di sini memang jarang makan di tempat. Kebanyakan langsung dibawa pulang.
"Dulu bapak (Pak Amir) jualannya keliling di sekitar sini. Akhirnya, sampai ditawari sama orang yang punya toko ini buat buka tenda setelah toko tutup," tutur Ikin, menantu Pak Amir ketika ditemui Liputan6.com, Jumat malam, 12 Oktober 2018.
Karenanya, kebanyakan pembeli adalah penduduk sekitar yang rela mengantre demi mendapat sepiring mi tek tek ala Pak Amir. "Kebanyakan yang beli pasti orang sini. Tapi, ada juga yang dari jauh-jauh. Belum lama masuk YouTube," sambungnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Rahasia Kelezatan Mi Tek Tek
Berbeda dengan yang lain. Mi Tek Tek Pak Amir memiliki keistimewaan dalam penyajiannya. Ketimbang mi telor, warung kaki lima ini lebih memilih mi instan sebagai bahan baku. Rasa yang lebih sedap jadi alasan pemilihan mi instan.
"Iya di sini memang beda. Mi-nya pakai mi instan. Sebenarnya sudah beberapa kali coba pakai mi telor, coba juga pakai mi jenis lain. Tapi, sama bumbu racikannya kayak lebih cocok mi instan," jelas Ikin.
Ya, di samping bumbu mi instan, dalam seporsi mi tek tek juga terdapat bumbu rahasia racikan Pak Amir yang merupakan resep keluarga. "Ada resep keluarga. Dari macem-macem rempah," tambahnya,
Mempertahankan cita rasa sejak kali pertama berjualan pada sekitar 29 tahun lalu, bumbu tersebut masih diulek secara manual a.k.a. pakai tangan. "Kan kalau orang mah sudah banyak yang pakai blender. Di sini masih diulek sendiri," ungkap Ikin.
Ikin bercerita, Pak Amir sudah tak lagi langsung berjualan sejak 2016 dan menyerahkan tanggung jawab berdagang pada dirinya. "Bapak sudah istirahat dari tahun 2016. Tapi, kadang-kadang suka datang. Saya akhirnya dipercaya. Sebelumnya sempat bantu-bantu dari tahun 2013. Lihat-lihat dulu bagaimana bikinnya," katanya.
Advertisement
Porsi Banyak, Harga Murah
Sajian mi tek tek dimulai dengan menumis ati dan ampela, bila Anda memasan yang istimewa, dan sayuran pakai sedikit minyak. Sampai setengah masak, wajan pun berganti dengan memasukkan mi instan pakai sedikit air.
Kemudian, barulah bahan yang tadi ditumis digabungkan dengan irisan kol, tomat segar, dan sambal yang tingkat pedasnya bisa Anda pilih. Tak lupa juga menambahkan penyedap rasa seperti garam dan ebi, juga yang paling penting, bumbu rahasia racikan Pak Amin.
Setelah semua tercampur, mi tek tek pun disajikan dalam keadaan mi yang masih al dente. Ditambah acar yang tak terlalu asam dan sepiring kerupuk, sajian sederhana ini memiliki rasa mewah nan nagih.
Satu porsi mi tek tek yang cukup banyak ini membuat Anda hanya perlu merogoh kocek sekitar Rp 13 ribu dan Rp 17 ribu bila memilih sajian spesial memakai ati dan ampela. Harga yang sangat terbilang ekonomis, bahkan dalam hitungan street food di Bandung.
Salah satu pelanggan yang mengaku sudah lama jadi langganan adalah Asep. "Sering. Dari zaman ibu saya juga belinya di sini. Rasanya nggak berubah katanya. Jadi, ya sudah jadi langganan," ceritanya
Selain mi tek tek, di sini juga ada nasi goreng, bihun goreng, kwetiau, dan capcay dengan harga yang sama. Jadi, tertarik mencicip kuliner hidden gem kota Bandung yang satu ini dan merasakan sensasi makan seperti warga lokal?