Sukses

Sajak Viral Mengharukan yang Terinspirasi dari Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 di Karawang

Viral, sajak ini gambarkan duka atas musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Karawang, Senin, 29 Oktober 2018, pagi.

Liputan6.com, Jakarta - Selimut duka atas jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada Senin, 29 Oktober 2018, pagi, masih erat membebat. Di samping keluarga korban, dengan kadar sendu yang tentu berbeda, musibah ini juga jadi pukulan hebat bagi khalayak.

'Ekspansi' duka ini salah satunya bermuara di deretan aksara pembentuk sebuah sajak mengharukan karya Jayaning Hartami. Diunggah di laman Facebook pribadinya kemarin, Selasa, 30 Oktober 2018, barisan kata penggugah emosi ini viral. Berikut bunyi sajak yang dimaksud:

Pada kamu yang malam tadi berdebat dengan istri. Merasa lelah mendengar keluhannya yang tak henti. Membawa kesal itu dalam tidurmu, sehingga emosi belum reda pagi ini. Berpelukanlah sebelum pamit berangkat kerja nanti. Karena bisa jadi, inilah waktumu melihatnya terakhir kali.

Pada kamu yang akhir-akhir ini merasa hidup berat sekali. Kelelahan mengurus rumah sendiri, tumpuk setrikaan tanpa henti, kepusingan mengatur tagihan yang datang bertubi. Lalu diam-diam, kau rutuki karir suamimu yang tidak juga naik posisi.

Sambutlah ia ketika pulang nanti. Katakan betapa bersyukurnya memiliki suami yang senantiasa bekerja keras dan menjaga kehalalan gaji. Ucapkan terima kasih dengan tulus hati. Kau tidak pernah tahu. Bisa jadi untuk melakukannya esok, kau tak lagi punya waktu.

Pada kamu yang hari ini merasa pusing mendengar berisiknya anak di rumah. Padahal sepulang dari kantor mata rasanya hanya ingin terpejam dan badan butuh rebah. Lalu diam-diam, kau simpan itu menjadi emosi marah.

Tersenyumlah lebar buat mereka hari ini. Saat hendak pergi dan saat nanti pulang kembali. Luangkan waktu untuk menatap wajah mungil itu yang bercerita riang tentang hari-harinya padamu. Dengarkan intonasi suaranya. Rekam baik-baik binar mata dan ekspresi mereka. Karena sungguh bukan sebuah ketidakmungkinan, besok lusa tak ada lagi kesempatan.

Kebersamaan menahun seringkali membuat kita lebih mudah mendeteksi kekurangan daripada menemukan kebaikan. Lebih lancar memberi kritik daripada memberi apresiasi. Cenderung mengeluh dan lupa mensyukuri satu sama lain.

Padahal, kita tidak pernah tahu kapan kebersamaan ini akan berhenti. Bisa jadi hari ini. Bisa jadi besok. Bisa jadi sebentar lagi.

Hargai setiap momen yang kita punya saat ini. Minta maaf selagi bisa. Berterima kasih selagi masih ada waktu. Bercanda, berbincang, tertawa selagi kesempatan masih ada. Berpelukanlah. Selagi hangat tubuhnya masih bisa dirasa.

Deep condolence untuk seluruh awak dan penumpang Lion Air JT 610.

Yang di antaranya ada seorang ayah yang pagi kemarin baru saja pamit bekerja setelah menghabiskan weekend-nya untuk mengunjungi anak-istri yang tinggal di Jakarta. Melepas rindu setelah sepekan tak bertemu.

Ada juga seorang ibu yang semalam masih bercanda dengan putri kesayangannya. Menemaninya tidur. Lalu paginya berangkat untuk dinas luar kota. Bekerja. Menjemput pahala. Ada pula seorang lelaki yang baru menikah dua pekan. Kemarin pagi mengecup istrinya di bandara. Mesra. Sembari meminta doa. Sebelum terbang mencari nafkah pertamanya.

Kita betul-betul nggak pernah tahu. Bisa jadi salam yang kita berikan hari ini adalah salam terakhir buat orang orang tercinta. Lakukanlah selagi bisa.

Dengan untaian kata sedemikian rupa, sajak bentuk duka atas jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang sampai sekarang sudah di-share 22,737 kali ini sempat menimbulkan kesalahpahaman. Selaku pembuat, Jayaning Hartami kemudian memberi klarifikasi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Klarifikasi Jayaning Hartami Perihal Sajak tentang Jatuhnya Pesawat Lion Air JT610

Ramai di media sosial, Jayaning Hartami mengklarifikasi, sajak tersebut merupakan asli karyanya. "Bukan buatan beberapa nama yang beredar, apalagi buatan Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan kita. Kasian atuhlah kalau beliau disamain sama remah remah momogi macam saya," tulis ibu dua anak tersebut di akun Facebook-nya, Rabu (31/10/2018).

"Biasanya tiap tulisan saya watermark dengan memberikan nama di akhir tulisan. Tapi, kemarin step ini saya skip saking sedihnya, dan baru saya edit menambahkan watermark saat share-nya sudah menyentuh 7K," tulisnya.

"Tapi, tulisan itu pun saya upload di IG pribadi saya @jayaninghartami dengan menyertakan watermark. Di upload di jam yang berdekatan dengan upload di FB. Mangga (silakan), bisa dicek di IG saya sebagai bukti otentiknya," sambung Jayaning.

Ia menganggap, soal isu plagiat ini tak semestinya diributkan mengingat kondisi duka atas pesawat Lion Air JT 610 masih begitu kentara terasa. "Jangan lupa terus sisipkan doa terbaik kita untuk keluarga #JT610. Selamat pagi, selamat berbuat baik lagi hari ini," tandasnya.