Liputan6.com, Jakarta Destinasi bahari Pulau Sabang, Aceh, akan kembali panas. Pasalnya November mendatang, para freedivers dalam dan luar negeri akan berkumpul, 3-8 November 2018. Mereka akan bertarung di Sabang International Freediving Championship 2018 (SIFC 2018). Kompetisi ini akan dipusatkan di Pulau Weh, Sabang.
Menurut Plt. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, Ni Wayan Giri Adnyani, event freediving ini semakin mempertegas Sabang sebagai surga bahari. Apalagi, Sabang sudah dikenal sebagai destinasi selam (scuba diving). Selain itu, Sabang memiliki pelabuhan dalam yang mudah disinggahi kapal pesiar (cruise) berkapasitas besar.
Dan yang belum banyak diketahui, Sabang juga memiliki teluk dengan pantai dalam yang tidak berarus, tidak bergelombang. Lokasinya ideal untuk menyelam tanpa perangkat scuba atau freediving.
Advertisement
“Potensi bahari Sabang itu luar biasa. Ini yang harus kita terus dorong. Sehingga, Sabang semakin dikenal dunia. Salah satunya dengan menggelar event bertaraf internasional seperti SIFC 2018 ini. Tahun lalu event ini juga sukses kita gelar," ujar Giri, Senin (29/10).
Soal potensi, bawah laut Sabang di Pulau Weh memang sudah tidak diragukan. Terletak di pintu masuk Selat Malaka, Pulau Weh secara alami tak tersentuh meskipun ukurannya yang kecil dan akses yang mudah. Ini adalah surga bahari yang sering dilupakan.
Menyelam di Pulau Weh adalah kegiatan rekreasi yang mengasikkan. Sebab, Pulau Weh punya banyak spot keren. Termasuk untuk freediving. Salah spot terbaik untuk freediving di Pulau Weh, ada di Pantai Balohan, Sabang. Di tempat ini pantainya sangat indah. Dan dijamin membuat betah para freedivers.
"Dengan modal kuat itu, Sabang pasti mampu menjadi tuan rumah menyelenggarakan kejuaraan freediving berskala internasional ini," ungkap Giri.
Sementara itu Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Masruroh mengatakan, penyelenggaraan SIFC 2017 sukses diselenggarakan. Tahun lalu event ini dihadiri oleh 40 peserta dari 20 negara. Maka, Kemenpar berharap dapat mengulang kesuksesan tersebut tahun ini.
"Keberhasilan ini tentu perlu dilanjutkan pada tahun 2018. Sehingga nama Sabang semakin berkibar. Imbasnya adalah peningkatan kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara ke Sabang," kata Masruroh.
Iyung mengatakan, freediving berbeda dengan Scuba Diving. Dalam scuba diving, wisatawan menyelam dengan menggunakan tambahan alat scuba. Tapi tidak dengan freediving atau menyelam bebas. Tingkat kesulitan freediving cukup tinggi. Maka dari itu semuanya akan dilakukan dengan standar internasional.
"Mereka (freedivers) menyelam dengan mengandalkan kemampuan menahan napas selama beberapa menit. Saat berlangsungnya kompetisi, para peserta didampingi oleh ahli yang ditunjuk panitia. Pokoknya safety menjadi prioritas," ungkap Masruroh.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, optimis kejuaraan ini bakal diikuti banyak peserta dari luar negeri. Sebab, potensi wisata bahari Indonesia kelas dunia.
Selain itu untuk menuju Sabang pun kini sudah tak sulit. Aksesnya sudah mumpuni. Kini telah tersedia penerbangan dari Medan untuk menuju surga bahari itu. Dari Banda Aceh, ada feri di pagi hari di Pelabuhan Laut Ulee Lheue dan tiba di Pantai Gapang. Perjalanan hanya akan memakan waktu beberapa jam, atau 45 menit jika Anda memutuskan untuk naik speedboat.
"Amenitasnya juga sudah ok. Homestay banyak. Jadi tunggu apalagi, kunjungi salah satu surga bahari terluar Indonesia," pungkas Menpar Arief Yahya.
Â
Â
(*)