Sukses

Perjalanan Ilhan Omar, dari Pengungsian Kenya Jadi Perwakilan di Kongres AS

Ilhan Omar bukan perempuan muslim yang tiba-tiba mendapat kursi di Kongres AS, tapi memulainya dengan perjalanan panjang sejak menjadi pengungsi di Kenya.

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya satu, tapi dua perempuan muslim berhasil menduduki kursi Kongres Amerika Serikat (AS). Selain Rashida Tlaib, ada pula Ilhan Omar, seorang perempuan imigran kelahiran 1982 di Raas Cabaad, Somalia.

Kemenangan dua perempuan muslim sekaligus di Kongres AS mendobrak retorika Trump yang dinilai diskriminatif kepada kaum imigran dan muslim. Tak heran, sosok dua perempuan itu menarik perhatian luas.

Sejak perang sipil pada 1991, Omar yang saat itu berusia delapan tahun, bersama keluarganya meninggalkan tanah air dan pindah ke pengungsian Mombasa, Kenya, selama empat tahun. Kemudian, mereka mendapatkan status pengungsi di Amerika Serikat pada 1995, yakni saat Omar berusia 12 tahun.

Seperti imigran lain yang berusaha mewujudkan impiannya, Omar berhasil menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan gelar sarjana Ilmu Politik dan Internasional di North Dakota State University. Ia memulai karirnya sebagai seorang Community Nutrition Educator di University of Minnesota.

Saat ini, ia tinggal di Minneapolis, salah satu kota terbesar di Amerika Serikat. Anak bungsu dari tujuh bersaudara ini memegang kuat tekad dalam melawan retorika Donald Trump yang dinilai mendiskriminasi kaum imigran. 

Mengutip dari Independen.co.uk, Senin (5/11/18), Omar diketahui pernah menjadi bagian dari anggota legislatif negara bagian. Ia menjadi keturunan Somalia pertama yang terpilih pada 2016 lalu.

Ia juga berhasil menang sebagai perempuan muslim pertama yang menduduki kursi di Distrik Kongres ke-5 Minnesota dengan mengalahkan enam kandidat lainnya, yang akan segera menggantikan posisi Keith Ellison dari kursi perwakilan rakyat, esok hari, 6 November 2018.

"Ini benar-benar kemenangan bagi bocah delapan tahun di kamp pengungsi itu," katanya.

Sebagai seorang ibu dari tiga anak yang juga tinggal di Minnesota selama dua dekade, Omar aktif dalam berbagai organisasi pemuda, makanan, hingga ekonomi. Ia juga sempat muncul di sampul majalah Time sebagai bagian dari daftar perempuan yang ikut mengubah dunia pada 2017.  (Mariany)

Saksikan video pilihan berikut ini:

Â