Liputan6.com, Jakarta Hari gini, siapa yang nggak pernah makan sosis? Rasanya hampir semua orang menyukai makanan satu ini. Mulai dari untuk sarapan, bahan makanan untuk olahan lainnya dan menjadi jajanan kekinian yang dibakar dengan beragam bumbu yang menggoda selera.
Selain itu, sosis memang disukai dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Ya, ibu-ibu di rumah pun tak begitu terlalu repot jika anak mereka sedang susah makan. Biasanya sosis menjadi salah satu makanan andalan untuk sang anak di kala susah makan.Â
Baca Juga
Advertisement
Sosis sendiri sudah dikenal sejak lama, yaitu sekitar 3.500 tahun yang lalu di Babilonia, Irak. Cara membuat sosis kala itu dengan mencampur daging cincang dengan bumbu-bumbu, kemudian dimasukkan ke dalam usus hewan. Sebelum disantap, sosis dibakar atau direbus terlebih dahulu.
Selain di Babilonia, orang Yunani kuno juga mengenal sosis, yang disebut orya. Kelezatan orya tertulis dalam kisah Odyssey karangan Homerus yang hidup sekitar 28 abad yang lalu. Bangsa Romawi yang berhasil menaklukkan bangsa Yunani menyebut sosis dengan salsus. Salsus yang berarti ‘diasinkan’ iniah yang menjadi asal kata sausage (Inggris) dan saucijs (Belanda).
Cara membuat sosis masuk ke Indonesia melalui perantaraan penjajah Belanda. Saucijs pun dilafalkan menjadi sosis. Cara membuat sosis di Indonesia umumnya berukuran kecil. Namun, di Eropa, pada mulanya sosis dibuat dalam ukuran sangat besar, bahkan melebihi ukuran lengan orang dewasa. Setelah itu, barulah mereka membuat sosis dalam berbagai ukuran.
Perlu diketahui, pada dasarnya bahan utama untuk adonan sosis adalah daging bebas lemak, minyak kelapa, dan es, dengan perbandingan takaran 2:1:1. Daging yang digunakan untuk membuat sosis bisa daging sapi, babi, unggas, ikan dan sebagainya. Sebagai bahan campurannya, bisa digunakan tepung, sereal, atau bahan lainnya.
Â
Banyaknya garam yang ditambahkan pada adonan adalah kurang lebih 2% dari total berat adonan. Takaran inilah yang dianggap paling pas untuk menghasilkan sosis yang lezat sekaligus berfungsi untuk mengawetkan sosis. Bumbu dan cara mengolahnya pun tidak sama, ada yang dijual mentah, direbus lalu diasapi, diasinkan dengan direndam air garam, dan sebagainya.Â
Tahapan pengolahan daging untuk sosis biasanya adalah memotong, mendinginkan, dan menggilingnya. Barula setelah itu daging dicampur dengan bumbu, dicetak, dan dimasak. Sosis memiliki bentuk khas yang sama di manapun, Untuk mencetaknya, adonan dimasukkan ke dalam selongsong berbentuk bulat panjang untuk diolah lebih lanjut.
Pada mulanya, pengolahan sosis yang berasal dari negara 4 musim ini bertujuan untuk mengawetkan daging, khususnya agar mereka tidak kekurangan bahan makanan sepanjang musim dingin. Secara umum, sosis diolah dengan lima cara berikut:
- Sosis mentah atau fresh sausage, yaitu sosis yang diolah tanpa dipanaskan. Contohnya adalah polish sausage.
- Sosis yang dimasak dan diasap, misalnya knackwurst, frankfurter, bolognese,- Sosis yang dimasak tanpa diasap, seperti liver sausage dan beer salami,- Sosis kering dan semi
-kering atau sosis fermentasi, misalnya pepperoni, summer sausage, dry salami, dan
- Produk sosis yang sudah dimasak, contohnya meatloaf.
Dari kelima jenis sosis tersebut, sosis yang dimasak atau sosis yang diasap adalah dua jenis yang paling sering ditemui di Indonesia. Saat ini, dikenal juga sosis yang langsung bisa dimakan tanpa dipanaskan lebih dulu. Sosis jenis ini dikemas dalam selongsong melalui proses sterilisasi. Kandungan patinya lebih tinggi karena berfungsi sebagai pembentuk tekstur.
Kadar lemak dan kolesterol
Cara membuat sosis sangat digemari, terutama oleh anak-anak. Jadi, jika kamu memiliki anak, tidak ada salahnya untuk selalu memiliki persediaan sosis di rumah. Apalagi, daging ayam atau daging sapi memiliki nilai gizi yang baik, terutama kandungan proteinnya.Â
Namun, tidak berarti sosis baik untuk dijadikan sebagai menu rutin, apalagi untuk anak-anak. Tingginya kadar lemak dan kolesterol pada sosis bisa menyebabkan masalah obesitas dan penyakit yang mengikutinya kelak di kemudian hari.
Kamu juga harus berhati-hati saat akan memilih produk sosis dengan memeriksa tabel kandungan nutrisinya. Pilihlah sosis yang kandungan kandungan lemaknya kurang dari 10%. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3820-1995), sosis yang baik harus memiliki kandungan protein minimal 13%, lemak maksimal 25%, dan karbohidrat maksimal 8%.Â
Protein dibutuhkan sebagai elemen pembangun tubuh. Protein juga merupakan zat pengangkut mineral yang sangat baik ke seluruh jaringan tubuh. Manfaat lain dari protein adalah untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mempermudah kerja proses cerna, sumsum tulang, dan jaringan syaraf.
Advertisement
Tips untuk menghasilkan sosis yang kenyal dan sehat:
- Komposisi bahan utama harus tepat. Bahan utama untuk membuat sosis adalah daging, lemak, sedikit cairan, dan garam. Komposisi keempat bahan tersebut akan menentukan tekstur sosis. Sosis yang lembut membutuhkan banyak lemak dan cairan.
- Daging harus tetap dalam kondisi dingin agar sosis tidak mudah hancur dan lemaknya tetap menyatu. Simpan daging dalam lemari es semalaman dengan suhu 4-5°C.
- Gunakan bumbu yang tepat. Tidak perlu menambahkan penyedap rasa. Rasa gurih akan keluar dari daging yang bercampur bumbu.
Berikut cara membuat sosis ayam di rumah yang enak dan halal seperti Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (8/11/2018).
Bahan cara membuat sosis ayam:
- 600 gram daging ayam giling
- 4 sdm tepung tapioka atau tepung sagu
- 1 sdt bawang putih bubuk
- 1 butir putih telur
- 150 gram es serut
- Air 2 liter
- 1 sdt merica bubuk
- Garam secukupnya
- Gula pasir secukupnya
- Ketumbar bubuk secukupnya
- Air es secukupnya
- Selongsong plastik sosis atau es mambo
Advertisement
Cara membuat sosis ayam:
1. Campurkan daging ayam giling, sebagian es serut, dan garam halus. Aduk-aduk adonan hingga merata.
2. Tuangkan sedikit minyak, aduk lagi hingga rata.
3. Tambahkan gula, lada, ketumbar, bawang putih, putih telur, tepung tapioka atau tepung sagu, serta sisa es serut. Aduk hingga merata dan adonan teras kesat di tangan.
4. Masukkan adonan ke dalam plastik berbentuk segitiga atau piping bag. Jika tidak, bisa juga dimasukkan ke dalam plasti biasa dan lubangi salah satu sudutnya untuk menyemprotkan adonan.
5. Semprotkan adonan sosis ke dalam casing sosis. Meskipun bisa menggunakan plastik es mambo, cara ini kurang disarankan karena bahan plastik akan bereaksi dengan adonan saat direbus.
6. Ikat bagian bawah, kemudian buat ikatan setiap 10 sentimeter menggunakan benang.
7. Didihkan air dalam panci, diamkan selama 1 menit.
8. Masukkan sosis yang sudah diikat-ikat, masak selama kira-kira 20 menit. Gunakan api paling kecil dan jangan merebus sampai air mendidih supaya sosis tidak pecah.
9. Setelah 20 menit, angkat sosis, lalu masukkan ke dalam air es dan diamkan beberapa waktu supaya bentuknya tidak berubah.
10. Angkat sosis ayam dan tiriskan.
11. Gunting masing-masing ujung sosis ayam, kemudian masukkan ke dalam wadah yang tertutup. Simpan dalam freezer dan siap digunakan kapan saja.