Liputan6.com, Jakarta - Nama Hanum Salsabiela Rais atau lebih dikenal dengan Hanum Rais sepertinya identik dengan film yang menceritakan kehidupan dirinya dan sang suami, Rangga Almahendra. Anda mungkin tahu kalau karakter Hanum diperankan aktris Acha Septriasa di film 99 Cahaya di Langit Eropa, Bulan Terbelah di Langit Amerika, dan yang terbaru, Hanum & Rangga: Faith and the City.
Film-film tersebut diadaptasi dari buku yang ditulis Hanum. Tercatat sudah ada enam buku yang dirilis putri pasangan Amien Rais dan Sri Rahayu ini. Usai menikah dengan Rangga pada 2005 silam, Hanum memutuskan berhenti dari dunia pertelevisian dan menyibukkan diri dengan menulis.
Yang terbaru atau buku keenamnya adalah I am Sarahza yang dirilis pada Mei lalu. Seperti dilansir dari brilo.net, Senin (12/11/2018), buku ke-6 tersebut sangat spesial dan emosional bagi Hanum. Berbeda dari buku-buku sebelumnya, I am Sarahza berisi tentang pengalaman pribadinya dan suami yang mungkin belum diketahui banyak orang.
Advertisement
Baca Juga
Cerita yang bisa membuat banyak orang terharu sekaligus terinspirasi ini adalah tentang penantiannya pada kehadiran buah hati selama sebelas tahun. Hanum Rais mengikuti sang suami yang menempuh pendidikan S3 di Wina, Austria sembari menjalankan program kehamilan dengan memanfaatkan uang beasiswa Rangga.
Berada di negara maju ternyata tak menjamin keberhasilan program hamil yang dijalani. Ia harus menerima kenyataan pahit ketika program bayi tabung dan tiga kali inseminasi ternyata tak membuahkan hasil. Tinggal di negara orang tanpa saudara, orangtua, dan hanya ditemani sang suami, membuat Hanum dilanda rasa sedih mendalam karena kegagalan tersebut.
Tak mau melihat sang istri larut dalam kesedihan, Rangga membawa Hanum ke sebuah perpustakaan dan memintanya untuk menulis. Dari situlah perempuan 36 tahun ini mulai menemukan formula untuk mengatasi rasa sedih atas kegagalannya menjalankan program hamil dengan menulis.
Hanum Rais pun melahirkan buku-bukunya. Menapak Jejak Amien Rais (2010), 99 Cahaya di Langit Eropa (2011), Berjalan di Atas Cahaya (2013), Bulan Terbelah di Langit Amerika (2014), dan Faith and The City (2015) adalah lima buku yang sudah ditulis Hanum melalui penemuan ide kreatif dengan pola yang sama.
Menabung demi Bayi Tabung
Penghasilan dari royalti buku dan film pun digunakan Hanum dan Rangga untuk biaya program bayi tabung yang tak murah. Mereka mengaku harus mengeluarkan biaya Rp 40-50 juta untuk sekali program bayi tabung.
Hanum juga sempat merasa down ketika timbul perasaan seperti tertinggal, tersisihkan, dan harapannya pupus saat melihat adik-adiknya sudah memiliki anak. Orang-orang langsung hamil setelah menikah, ditambah lagi pembahasan di grup WhatsApp tentang perkembangan anak teman-temannya.
Hal tersebut membuatnya menghindari acara-acara pertemuan keluarga besar maupun koleganya. Sebuah harapan sempat muncul pada usia pernikahannya yang ke-9 ketika Hanum diketahui tengah mengandung.
Namun, dokter menyatakan bahwa janin yang dikandung berada di luar rahim dan harus diangkat pada usia kandungan tujuh minggu. Berkali-kali gagal menjalani program bayi tabung, inseminasi, dan pengobatan herbal membuat Hanum sempat merasa depresi dan kehilangan arah.
Hanum pernah menutup diri dari dunia luar dan akses terhadap media sosial selama tiga bulan lamanya. Ia hanya menenangkan diri di rumah, salat, dzikir, mengaji, dan menonton ceramah di TV ditemani sang suami. Tiga bulan melewati masa depresi, Hanum akhirnya menemukan jalan hidupnya kembali.
Advertisement
Arti Dukungan Keluarga
Bertemu dengan psikiater menjadi salah satu titik temu Hanum untuk bangkit, Hanum akhirnya mampu bangkit dengan semangat baru dan sempat berkeinginan mengadopsi anak dari panti asuhan. Ia juga menjadi lebih mudah pasrah dan ikhlas. Perjuangan Hanum selama sebelas tahun akhirnya terbayar tuntas setelah melewati 5 kali inseminasi, 20 kali terapi herbal, dan 6 kali bayi tabung.
Keduanya dikaruniai seorang putri cantik bernama Sarahza Reashira yang lahir pada Desember 2016 lalu. Selain dukungan dari suami tercinta yang membuat Hanum bisa survive dalam melewati masa-masa sulit, dukungan yang tak pernah putus dari sang ayah dan ibu juga menjadi salah satu faktor utama bagi Hanum hingga bisa melewati segala cobaan tersebut.
Dalam sebuah program talk show di sebuah stasiun televisi, Hanum bahkan sempat berurai air mata saat menceritakan tentang dukungan keluarga yang membuatnya mampu bertahan dan bisa bangkit kembali. I am Sarahza bukan hanya bercerita tentang bagaimana Hanum dan Rangga melewati masa-masa panjang dalam menanti kehadiran sang buah hati.
Buku ini juga dipersembahkan Hanum bagi para pejuang kehidupan yang ia artikan sebagai Sarahza agar lebih yakin dengan doa dan usaha yang dilalui. Hanum Salsabiela Rais atau Hanum Rais berharap buku terbarunya ini bisa membuat orang lain lebih bersemangat, terus berusaha dan berdoa, serta jangan pernah menyerah.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini: