Liputan6.com, Makassar Misi penjualan destinasi prioritas Danau Toba di beberapa kota besar Indonesia berlanjut. Kali ini, kota yang akan disambangi adalah Makassar, Sulawesi Selatan.
Makassar menjadi kota keenam yang dikunjungi. Sebelumnya, sales mission Danau Toba sukses digelar di Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Jakarta, dan Bandung.
Baca Juga
Menurut Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kementerian Pariwisata, Masruroh, Makassar menjadi salah satu pasar utama yang diharapkan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke Danau Toba.
Advertisement
“Dasar pemilihan Makassar dinilai pada besarnya kota, populasi, purchasing power, dan juga ketersediaan penerbangan langsung menuju Sumatera Utara. Adanya direct flight Medan-Makassar, memberi kemudahan akses bagi wisatawan asal Indonesia timur menuju destinasi pariwisata prioritas Danau Toba,” ujarnya, Rabu (28/11/2018).
Di Makassar, misi penjualan destinasi prioritas Danau Toba akan berlangsung selama tiga hari, tepatnya 7 - 9 Desember 2018. Ada beberapa kegiatan yang akan digelar, antara lain table top, direct selling, talkshow, seminar, demo kuliner Sumatera Utara, dan pentas artis nasional.
Hari pertama, akan dilakukan meeting atau table top antara seller 30 industri dari Sumatera Utara dengan 50 buyers dari Makassar di The Rinra Hotel. Kemudian, pada direct selling akan dilakukan pameran B to C dengan seller berjumlah 30 industri dari Sumatera Utara dan dua maskapai di Trans Studio Mall Makassar.
Talkshow dilakukan sebanyak tiga kali di Trans Studio Mall Makassar dengan tiga narasumber. Masing-masing dari Sumatera Utara, Jakarta, dan Makassar.
“Kita juga menggelar seminar dengan mengangkat tema ‘Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Terpadu Danau Toba’ di kalangan akademisi dan industri presentasi,” terang Masruroh yang biasa disapa Iyung.
Lebih lanjut, panitia akan dengan menghadirkan chef dari hotel setempat untuk demo kuliner pada tanggal 8 – 9 Desember 2018. Dilanjutkan dengan penampilan artis nasional yang berasal dari Sumatera Utara, yaitu Ihsan Taroreh.
Masruroh mengatakan, Makassar memiliki infrastruktur perhubungan yang cukup lengkap. Kota metropolitan ini selalu disinggahi oleh warga Indonesia bagian timur maupun masyarakat bagian barat. Dari sini, mereka bisa melanjutkan perjalanan ke berbagai destinasi wisata.
“Makassar dapat menjaring tidak hanya turis lokal, tapi juga dari daerah lain yang sedang tinggal di Makassar ataupun sekadar transit di sini. Dengan berbagai kelebihan dan keunikan tersebut, kami memilih untuk menyelenggarakan sales mission Danau Toba di kota ini,” ujar Masruroh.
Kabid Pemasaran Area I Regional I Kemenpar, Alfin Merancia, menambahkan bahwa Danau Toba merupakan bagian dari kawasan strategis pariwisata nasional yang diprioritaskan. Salah satu destinasi pariwisata unggulan nasional bagi pasar wisatawan mancanegara (wisman) dan wisnus di Sumatera Utara.
“Danau Toba sebagai aset pariwisata nasional telah memiliki citra yang mendunia sebagai salah satu danau terbesar di dunia,” ujar Alfin.
Menurutnya, Danau Toba memiliki potensi wisata alam dan budaya. Beberapa hal yang menonjol dari destinasi Danau Toba antara lain atraksi alam yakni Danau Toba sendiri, Pulau Samosir, serta danau di atas danau (Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang).
Kemudian, ada atraksi budaya, meliputi Tari Sigale-gale, menenun Ulos, rumah Bolon, kebudayaan Tobayang, kampung Siallagan, serta Desa Suhi Suhi. Ada pula atraksi buatan seperti pemancingan, atraksi gajah di kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) hutan pinus, dan Taman Eden 100.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan bahwa pihaknya menetapkan target 20 juta wisman dan 275 juta wisnus pada 2019. Untuk mencapai target tersebut, Kemenpar memiliki strategi marketing menggunakan pendekatan Destination, Original, dan Time (DOT).
Strategi lain, yakni promosi dengan Branding, Advertising, dan Selling (BAS) serta strategi media dengan pendekatan Paid Media, Owned Media, Social Media, Endorser (POSE). Strategi ini diterapkan untuk pasar utama, misalnya dengan berpartisipasi pada event pameran pariwisata internasional untuk mempromosikan Wonderful Indonesia.
“Strategi DOT difokuskan pada 10 destination branding Bali Baru dengan 3A, yakni Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas. Diantaranya adalah Great Jakarta, Great Bali, Great Kepri, Joglosemar (Yogyakarta, Solo, dan Semarang), Bunaken - Wakatobi – Raja Ampat, Medan, Lombok, Makassar, Bandung, dan Banyuwangi," ujar Arief.
Dasar pemilihan kesepuluh destination branding adalah dari kelayakan destinasi. Kelayakan itu dinilai dari kesiapan aksesibilitas, amenitas, dan atraksi di destinasi. Pertimbangan lain, melihat komitmen kepala daerah di destinasi, terutama untuk mempromosikan daerahnya keluar negeri.
Adapun 10 destinasi pariwisata prioritas yang dimaksud yaitu Borobudur, Danau Toba, Bromo Tengger Semeru, Pulau Komodo, Pulau Seribu, Tanjung Kelayang, Mandalika, Wakatobi, Morotai, dan Tanjung Lesung.
(*)