Sukses

Presiden Jokowi Dukung Pariwisata Indonesia via Media Sosial

Posting di sosmed, Jokowi dukung pariwisata Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau biasa dipanggil Jokowi, mengatakan bahwa pemerintah akan terus fokus untuk membangun sektor pariwisata. Hal itu, disampaikan dalam akun Instagram pribadinya pada Kamis (29/11/2018).

Menurut Jokowi,pertumbuhan pariwisata dunia berada pada angka tujuh persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi dunia hanya 3,5 persen.

“Artinya, pertumbuhan pariwisata dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi dunia,” ujarnya.

Melalui akun instagram @jokowi, Jokowi menilai hal itu adalah peluang yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Ini pula yang jadi alasan Pemerintah Indonesia membangun 10 Bali Baru.

“Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke negeri kita terus tumbuh. Bahkan, ketika ada berita-berita tentang gempa bumi dan tsunami, kunjungan wisatawan tetap mengalir,” ucapnya.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia meningkat 11,81 persen. Dari 10,7 juta selama periode Januari-September 2017, menjadi11,9 juta selama Januari-September 2018. Angka ini menjadi penyemangat untuk terus mengembangkan pariwisata Indonesia, sekaligus mempromosikannya ke luar negeri.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengaku akan terus melakukan promosi Wonderful Indonesia menggunakan pendekatan Destination, Original, dan Time (DOT). Strategi lainnya adalah Branding,Advertising, dan Selling (BAS), sekaligus strategi media dengan pendekatan POSE, khususnya pada pasar utama. Salah satunya, berpartisipasi dalam event pameran pariwisata internasional.

Strategi pemasaran dengan pendekatan DOT akan difokuskan pada 10 Bali Baru, di mana Akses, Amenitas, Akses (3A) sudah siap. Bali Baru sendiri meliputi Great Jakarta, Great Bali, Great Kepulauan Riau, Joglosemar (Yogyakarta, Solo, dan Semarang), Bunaken–Wakatobi Raja Ampat, Medan, Lombok, Makassar, Bandung, dan Banyuwangi.

“Kita juga akan melakukan transformasi menuju pariwisata 3C, yaitu CEO Commitment, Change Agent, dan Competence,” kata Arief.

Keseriusan Arief menggarap destinasi pariwisata Indonesia bukan sekadar instruksi belaka. Pada Rabu (28/11/2018), ia telah meninjau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pangandaran. Ia juga melihat pembangunan lokasi Marine Research Centre (SeaWorld), termasuk fasilitas Pelabuhandi Pantai Timur Pangandaran.

"Bisa dikatakan, Pangandaran adalah Bali-nya Jawa Barat. Pangandaran memiliki destinasi wisata yang beragam, mulai dari pantai, sungai,bukit, dan cagar alam. Nantinya, wisatawan yang berkunjung ke pantai Pangandaran akan semakin mudah,” ujar Arief.

Di lain pihak, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sudah berkomitmen mencanangkan daerahnya menjadi provinsi pariwisata. Khusus KEK Pangandaran, Pemerintah Provinisi Jawa Barat akan mengalokasikan anggaran Rp 40-65 miliar untuk penataan.

"Agar Pangandaran jadi destinasi wisata kelas dunia, semua harus berstandar internasional. Kawasan pasirnya tetap harus ada. Tempat duduk di pantai akan dibuat sebagus mungkin, sehingga wisatawan tak duduk sembarangan. Pangandaran harus naik kelas, seperti Hawaii," ucapnya.

Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, rasanya tak berlebihan jika Kementerian Pariwisata menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 17 juta orang pada 2018 dan 20 juta orang pada 2019. Target tersebut tentu sangat mungkn dicapai mengingat Indonesia memiliki banyak destinasi unggulan.

 

 

(*)