Liputan6.com, Jakarta - Tahu, tapi sangat jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Itulah kesan vegetarian di mata kebanyakan orang Indonesia. Walau ada, vegan, sebutan orang yang memutuskan jadi vegetarian, masih berada di kelompok minor.
Menurut ahli gizi dr. Inge Permadi, vegetarian sebenarnya merupakan salah satu jenis diet yang bisa dilakukan siapapun. "Kembali lagi ke orangnya. Nggak semenakutkan itu karena sebenarnya salah satu jenis diet. Tapi, dengan segala keterbatasan di Indonesia, memang belum mudah jadi vegan," katanya pada Liputan6.com lewat sambungan telepon, Kamis, 6 Desember 2018.
Inge menjelskan, setidaknya ada tiga jenis vegetarian. "Pertama, ovo. Itu berarti masih makan telur. Lalu, lacto, masih minum susu. Terakhir, raw. Kalau ini sudah makan makanan mentah saja," paparnya.
Advertisement
Baca Juga
Karena harus menyiasati asupan, ia menjelaskan beberapa catatan penting bagi para vegan. Yang paling penting, kata dia, kebutuhan kalori harus tetap terpenuhi sesuai dengan berat badan ideal. Hal itu juga meliputi pemenuhan gizi juga seimbang antara karbohidrat, protein, dan lemak.
"Biasanya kan makannya mengandalkan tumbuhan. Setiap tumbuhan itu punya kandungan terbatas. Seringnya kurang asam amino. Makanya harus diimbangi dengan konsumsi kacang-kacangan," tuturnya.
Jadi, apakah vegetarian lebih sehat atau malah membuat tubuh kekurangan nutrisi? "Sebenarnya lebih sehat. Karena mereka nggak mengonsumsi lemak jahat sebanyak orang dengan pola makan pada umumnya," jelas dr. Inge.
Meski begitu, para penganut vegetarian harus memahami pola konsumsi yang baik. Pasalnya, salah mempraktikkan, tubuh malah akan kekurangan nutrisi.Â
"Kasus vegetarian itu paling sering kekurangan zat besi. Makanya, harus diperhatikan asupan esensial yang tadi disebutkan. Karena itu memang harus dikasih dari luar tubuh. Tubuh kita nggak bisa produksi itu," Inge menjelaskan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Menu Vegetarian yang Memenuhi Asupan Penting untuk Tubuh
Karena tricky dan sangat harus diperhatikan, Inge Permadi menyarankan untuk membuat rancangan menu bagi para vegan. "Supaya bisa dihitung kandungannya. Sudah terpenuhi belum itu protein, karbohidrat, dan lemaknya," kata dia.
Ia pun mencontohkan salah satu menu yang bisa jadi santapan para vegan. "Yang paling aman dapat karbohidrat memang dari nasi. Protein dan lemak bisa dari kacang-kacangan. Itu menu paling aman dan mudah," ucapnya.
Inge tak memungkiri, jenis diet ini mungkin akan sangat berat di awal pelaksanannya. Maka itu, bentuk makanannya harus disiasati dengan penampilan yang menggiurkan.
"Buat seolah-olah itu jadi makanan yang biasa dimakan," katanya.
"Kan sekarang banyak tuh resep ramah vegan, tapi bentuknya kayak daging, padahal bukan. Dibuatnya dari nabati juga," tambahnya. Kalau berhasil, tak hanya berat badan ideal yang didapat, namun juga tubuh yang lebih sehat. Mau coba?
Advertisement