Sukses

Dalam 1 Hari, 3 Pulau Cantik Terjamah di Derawan

Masing-masing pulau di Derawan memiliki pesona berbeda. Sayang bila melewatkannya begitu saja.

Liputan6.com, Jakarta - Derawan, nama pulau sekaligus kepulauan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, ini kaya akan wisata alam yang menakjubkan. Liputan6.com bersama rombongan Airnav Indonesia berkesempatan mengeksplorasi kecantikan kawasan ini seharian.

Perjalanan pada Jumat, 30 November 2018 lalu dimulai sekitar pukul 09.00 Wita, setengah jam lebih lambat dari rencana semula. Sebelum naik speedboat berkapasitas maksimal 15 orang itu, kami tak lupa mengoleskan tabir surya dan membawa sejumlah perlengkapan, terutama makanan ringan.

Titik awal rombongan kami adalah Pulau Derawan dengan destinasi pertama yang dituju adalah Pulau Maratua. Durasi perjalanannya sekitar satu jam bila cuaca cerah.

Maratua memiliki banyak destinasi wisata, tetapi pemandu kami mengarahkan hanya ke dua tempat, Gua Halo Tabung dan Maratua Paradise Resort, lantaran harus membagi waktu untuk bisa mengunjungi tiga pulau di Derawan sekaligus dalam satu hari. Dua lainnya adalah Sangalaki dan Kakaban.

Gua Halo Tabung merupakan gua horizontal dan berair sehingga kita bisa berenang di dalamnya. Airnya asin dengan dinding berupa batu-batu karang. Dengan kedalaman sekitar 17 meter, Anda yang berani bisa mencoba melompat dari tepi tebing.

Sementara, Maratua Paradise Resort adalah tempat pertama kami memuaskan dahaga snorkeling. Sebenarnya, tempat itu merupakan lokasi resort dengan banyak ikan berkumpul di lokasi itu. Pantai yang tenang membuat ikan betah, ditambah lagi dengan keberadaan rumah panggung seakan menaungi ikan dari panasnya matahari.

Lokasinya tak jauh dari bibir pantai, sekitar 400 meter saja. Meski begitu, kecantikan pantai terjaga baik sehingga kami bisa melihat berbagai ikan, termasuk ikan baronang, hanya dengan melihatnya dari permukaan. Iya, pantai di Maratua bak kristal biru yang berpadu dengan pasir putih.

Lelah bersnorkeling, naiklah ke area restoran. Anda bisa menyantap bekal makan siang di sini sambil memesan minuman di tempat. Sayang, tak banyak pilihan menu minuman, hanya minuman soda, kopi, atau teh. Ohya, tempat ini cantik menjadi latar foto Instagram Anda. Kursi yang berada di pojok dengan latar gazebo kayu di kejauhan menjadi salah satu spot favorit. Atau, Anda bisa berpose di jembatan kayu yang dihiasi tanaman hijau di sisi-sisinya.

Masih di Maratua Paradise Resort, terdapat spot untuk melihat penyu. Saya berkesempatan melihat sekumpulan penyu berenang di permukaan saat itu. Tetaplah tenang dan tidak berisik agar penyu betah didatangi Anda.

2 dari 3 halaman

Keindahan Kakaban

Selepas Zuhur, rombongan kami berpindah ke Pulau Kakaban. Jaraknya hanya setengah jam dari Maratua.

Di pulau kecil tak berpenghuni itu terdapat Danau Kakaban, tempat ubur-ubur tanpa sengat berada. Berdasarkan informasi yang terpampang di papan informasi, sengat itu hilang seiring proses evoluasi lantaran tak ada lagi predator mereka.

Ada dua speedboat tertambat sebelum kami datang ke pulau itu. Kami harus berjalan melewati jembatan kayu sekitar 300 meter sebelum mencapai danau. Sejumlah pekerja terlihat memperbaiki beberapa titik jembatan yang rusak karena sempat diterjang badai, beberapa waktu lalu.

Ada empat jenis ubur-ubur di danau seluas kira-kira 390 hektare itu, yaitu Mastigias papua, Aurelia aurita, Cassiopeia ornata, dan Tripedalia cystophora. Sementara, luas Pulau Kakaban yang dikelola sebuah perusahaan swasta itu mencapai 5 km2.

Air di danau asin. Bila kuat, Anda bisa mencoba berenang tanpa masker di sini. Namun, mata saya yang sensitif membuat saya tetap bertahan memakai masker, alat snorkeling, serta pelampung di sini.

Ohya, ada peraturan yang wajib ditaati. Salah satunya tidak melompat saat memasuki danau. Pasalnya, ubur-ubur yang sangat sensitif akan sentuhan manusia akan rentan terkena sentuhan kita bila melompat. Bahkan ketika berada di dalam saja, kita akan mudah bersentuhan dengan makhluk invertebrata ini.

3 dari 3 halaman

Mampir di Sangalaki

Sekitar setengah jam berenang di sana, rombongan kami berpindah ke Pulau Sangalaki. Pulau yang termasuk kawasan konservasi ini merupakan tempat pendaratan penyu hijau dan sejumlah satwa laut lainnya.

Biasanya, penyu akan mendarat dan bertelur pada malam hari. Kami berkesempatan melihat anak penyu yang baru menetas semalam. Mereka baru akan dilepasliarkan pada malam hari karena dinilai lebih aman dari serangan predator.

Pasir putih yang terdiri dari bekas cangkang kerang membuat berjalan di pantai dengan bertelanjang kaki, agak sakit. Jadi, jangan lupakan alas kaki ya. Apalagi, ikan pari sering bersembunyi di bawah pasir dan membahayakan keselamatan bila terinjak langsung.

Kami hanya sebentar di sini karena tujuan kami adalah bersnorkeling kembali. Mesin kapal kembali dinyalakan, tetapi sekitar 10 menit kemudian berhenti di tengah laut.

Lokasi snorkeling kami saat itu memang kaya akan terumbu karang. Ikan-ikan berwarna-warni senang berlalu lalang di sana dan membuat kami betah. salah satu yang menarik perhatian saya adalah keberadaan ikan hitam bergaris putih. Itu mengingatkan saya pada karakter Gill dalam film Finding Nemo.

Cukup lama kami di sana hingga akhirnya matahari makin condong ke barat. Rombongan pun memutuskan pulang ke Derawan. Sebelum itu, kami sempat mampir ke gosong alias pasir timbul untuk menikmati matahari terbenam.

Saksikan video pilihan berikut ini: