Liputan6.com, Jakarta - Membangun kembali giat pendidikan pasca-gempa, Sekolah Indonesia Cepat Tanggap di Desa Kerandangan, Senggigi, Lombok Barat. dibangun dalam jangka waktu hanya dua bulan sejak peletakan batu pertama pada 6 Oktober 2018,. Sekolah ini kemudian diresmikan Senin, 10 Desember 2018.
Dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, kemarin, sekolah ini diperuntukkan bagi Yayasan Riyadlul Wardiyah, yakni satu sekolah TK/RA dan satu sekolah SD/MI.
Pembangunan sekolah ini merupakan inisiatif Fakultas Teknik UI, ILUNI FTUI, ILUNI Arsitektur FTUI, dan FUSI Foundation. Sementara, biaya pembangunan TK/RA berasal dari donasi Persatuan Isteri Karyawan Karyawati (PIKK) PT PLN Persero Seluruh Indonesia. Sedangkan,sekolah SD/MI merupakan donasi dari BFI Finance sebagai donatur utama.
Advertisement
Baca Juga
Bangunan TK/RA terdiri dari dua unit ruang kelas yang dilengkapi furnitur, satu unit toilet dengan dua kubikel, serta fasilitas cuci tangan, juga tribun dan selasar untuk mewadahi sekitar 40 siswa. Sementara, bangunan SD dapat menampung sekitar 100 siswa yang terbagi dalam empat ruang kelas.
Terdapat pula satu unit perpustakaan dan satu unit ruang guru yang masing-masing dilengkapi furnitur, selasar, unit toilet, tribun, teras, serta unit ruang transisi untuk tempat bermain dan berinteraksi. Pengadaan kelengkapan sekolah ini juga didukung donasi dari SHERA, Badan Dakwah Islamiyah Pertamina, DAMRI, Svarga Resort, Kompas Gramedia, Avian Paint, Ikatan Arsitek Indonesia Daerah NTB, serta donatur perorangan dan kelompok lainnya.
Rancangan Sekolah Indonesia dikerjakan Kelompok Keilmuan Perancangan dari Departemen Arsitektur FTUI yang dipimpin Yandi Andri Yatmo dan Paramita Atmodiwirjo. Sekolah Indonesia dirancang dengan berbasis modular dan komponen yang dapat dikonstruksi secara mudah dan cepat.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Plug and Play
Bangunan ini terdiri dari unit-unit yang dapat disusun secara plug and play dan fleksibel sesuai kebutuhan dan konteks di setiap lokasi. Ide itu membuat rancangan Sekolah Indonesia diharapkan dapat bersifat cepat tanggap terhadap berbagai kondisi di seluruh Indonesia.
Rancangan sekolah ini sangat berbeda dari susunan tipikal sekolah yang umumnya berupa deretan ruang-ruang kelas monoton. Sekolah Indonesia memiliki ruang kelas yang terintegrasi dengan unit-unit ruang terbuka dan lanskap yang ditata secara seksama.
Sekolah Indonesia di Desa Kerandangan diharapkan menjadi sebuah model sekolah cepat tanggap yang dapat dibangun lebih banyak lagi guna mewujudkan kesempatan belajar bagi anak-anak terdampak bencana.
Acara peresmian Sekolah Indonesia Cepat Tanggap dihadiri Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, Dekan Fakultas Teknik UI Hendri D.S. Budiono, Wakil Ketua PIKK PT PLN Persero Noeraini Sarwono mewakili Ketua PIKK PT PLN Persero Vera Sofyan Basir, dan Regional Manager BFI Finance Wilayah Jawa Timur 2, Bali dan Nusa Tenggara I Kadek Tirtayasa.
Hadir pula Ketua Umum ILUNI FTUI Cindar Hari Prabowo, Pembina Fusi Foundation dan owner Svarga Resort Ghofar Rozaq Nazila, perwakilan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Daerah NTB, Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah Riyadlul Wardiyah, guru dan siswa dalam peresmian Sekolah Indonesia Cepat Tanggap.
Advertisement