Liputan6.com, Jakarta – Pelukis kenamaan Sasya Tranggono meluncurkan buku The Faith: The Art of Sasya Tranggono. Buku tersebut menandai perjalanan berkarya dalam dunia seni rupa sekaligus ia menggelar pameran lukisannya.Â
"Kenapa saya menulis buku ini, karena saya rasakan perlu legacy untuk generasi bintang, generasi muda bisa melihat jerih payah perempuan Indonesia agar bisa ke bangsa-bangsa melalui seni rupanya," kata Sasya di Mandiri Private, Menara Mandiri, Jakarta, Rabu, 12 Desember 2018.
Selain warisan, lanjut Sasya, buku tersebut sebagai bentuk kesaksiannya dalam berkarya. Sebenarnya, buku tersebut bisa selesai dikerjakan selama setahun. Tapi karena banyak hal yang harus dikerjakannya, buku tersebut baru bisa selesai selama dua tahun.
Advertisement
Baca Juga
"Buku ini bisa selesai tepat waktu, meski harus banyak menyelesaikan pekerjaan kantor," ujar anak pertama pasangan dokter Suharto Tranggono dan dokter Retno IS Tranggono, pendiri Ristra itu.
Sasya Tranggono membagi karyanya dalam tiga fase. Pertama, secara sederhana adalah fase wayang karena pada tahap itu objek lukisannya sosok wayang golek. Kedua, fase bunga karena ia mengeksplorasi berbagai jenis bunga. Ketiga, fase kupu-kupu. Kupu- kupu baginya merupakan pembaruan budi yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Terkait perkembangan dunia seni rupa Indonesia, Sasya mengatakan sudah cukup baik. Hal tersebut terbukti dengan berdirinya museum pribadi, seperti Museum MACAN, Akili, dan lainnya. Selain itu, banyak event yang digelar, seperti Venice Bienalle dan Art Bazaar.
"Peluang perupa Indonesia sebenarnya juga cukup besar tetapi terkendala dengan domestic affairs. Seperti tugas perempuan sebagai istri, ibu, serta urusan dan pekerjaan rumah tangga," kata pelukis itu.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini: