Â
Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang kangen dengan pertunjukan sirkus atau bahkan belum pernah menonton sirkus secara langsung? Kesempatan itu kini datang lewat pertunjukan Oriental Circus bertajuk The Great 50 Show yang berlangsung mulai Jumat, 14 Desember 2018, hingga 27 Januari 2019 di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat.
Tenda besar berwarna biru kuning menjadi penanda lokasi acara. Anda bisa masuk lewat pintu 2 yang lokasinya berseberangan dengan Hotel Fairmont. Loket tiket berada di dekat pintu masuk, tetapi Anda pun bisa membelinya secara online lewat salah satu laman penjualan tiket.
Advertisement
Liputan6.com berkesempatan meliput pertunjukan perdana yang dibuka dengan pengantar selama 30 menit. Dalam pengantar itu dijelaskan bahwa pertunjukan digelar dalam rangka memperingati 50 tahun berdirinya grup sirkus tersebut.
Video sang pendiri Oriental Circus, Hadi Manansang ikut diputarkan dalam pengantar dan diikuti dengan undangan dua penerusnya, yakni Toni Sumampau dan Frans Manansang, ke atas panggung. Bila Frans jago atraksi juggling, Toni disebut mampu menaklukkan hewan buas agar menuruti aturannya.
Baca Juga
Namun sejak beberapa tahun lalu, pelibatan hewan dalam sirkus mulai ditinggalkan. Bahkan, pertunjukan sirkus tahun ini sama sekali tak menggunakan hewan, melainkan menggantinya dengan...ah, saya akan membahas detail itu nanti.
Setelah sekitar 1 jam sabar menunggu, pertunjukan pun dimulai. Dibuka dengan penampilan seorang lelaki berkostum cheongsam yang menarik rangkaian kereta kayu berisi gajah, harimau dan macan. Tentu saja bukan hewan asli, melainkan hanya boneka.
Ternyata lelaki bertubuh tegap dengan tinggi sekitar 160 cm itulah yang menjadi Noah, seorang pecinta sirkus. Ia melompat ke atas kereta, menari-nari dengan boneka hewan, ditingkahi alunan musik khas Tiongkok. Suasana Shanghai, lokasi asal Noah, semakin kentara lewat gambar yang ditayangkan dalam layar LCD.
Setelah beberapa menit beraksi, tampillah sang penyanyi sekaligus pemandu acara sirkus itu, Josh Kunze. Penyanyi berdarah Indonesia-Jerman itu membawakan lagu It's Celebration yang merupakan theme song The Great 50 Show sambil ditemani sekitar tujuh lelaki yang berakrobat melompat-lompat.
Â
Â
Â
Main Api hingga Berayun-ayun di Kapal
Setting pun beralih ke atraksi akrobatik sepeda. Awalnya, dua perempuan masuk panggung sambil membawa bakul berisi cucian. Saat asyik berakting menjemur pakaian, masuklah dua pengendara sepeda.
Setelah berputar-putar beberapa kali, kedua perempuan yang sedang menjemur pakaian itu tergoda untuk naik sepeda. Tentu saja, bukan bonceng biasa seperti orang kebanyakan.
Sambil meliuk-liukkan badan, mereka sempat split di atas sepeda yang melaju. Ada pose mirip burung yang terbentuk dari olah badan dua pemain hingga membentuk piramida manusia saat menaiki satu sepeda. Atraksi itu mengingatkan saya pada pertunjukan sirkus yang pernah diputar di televisi saat kecil.
Tempo musik yang berubah lebih cepat rupanya penanda masuk adegan berikutnya. Empat lelaki berbadan tegap dengan masker wajah harimau masuk sambil membawa tongkat api.
Sesi main api pun dimulai dengan memutar tongkat api tersebut secara harmonis. Tepuk tangan penonton semakin riuh saat dua perempuan yang membawa tali api masuk dan membuat gerakan break dance.
Dalam sesi ini, mata saya agak sedikit perih karena api terus menyala hingga berasap. Selain itu, saya bisa mencium bau solar yang cukup menyengat yang merupakan sumber bahan bakar pertunjukan api. Namun, durasi yang kurang dari 10 menit menyelamatkan hidung saya dari bau yang agak memusingkan.
Singkat cerita, adegan beralih ke atraksi berayun-ayun di kapal. Sebuah roda kayu berbentuk setengah lingkaran yang didekorasi mengesankan kapal pun dibawa masuk ke tengah panggung.
Dua perempuan yang sempat tampil pada atraksi sepeda kembali muncul dengan kostum berbeda. Dimulai dengan lima pemain berbaris di tengah kapal, mereka lalu mengggoyang-goyangkan perahu dengan intensitas semakin cepat.
Seolah tak ada gravitasi, mereka bergantian melompat-lompat, berguling, roll ke depan belakang di kapal itu. Adegan itu menggambarkan perjalanan Noah mencari tempat baru setelah Shanghai mengalami kekacauan akibat perang dengan Jepang.
Advertisement
Wajah Kekinian
Pertunjukan di atas kapal ditutup dengan melompatnya seorang pemain sirkus perempuan ke arah sejumlah pemain yang merentangkan tangan. Nyaris saja, ia terlempar ke arah penonton jika tidak langsung ditangkap teman-temannya.
Momen kedatangan Noah di Indonesia ditandai dengan kehadiran layang-layang berbentuk burung. Ada pula gajah dan harimau yang diperankan manusia.
"Bukan pertama kali ini mereka tak lagi melibatkan hewan dalam sirkus. Sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu, secara perlahan mereka mengeluarkan hewan dalam atraksi sirkus," tutur Peter Wilson, sutradara The Great 50 Show yang ditemui selepas pertunjukan perdana, kemarin malam.
Peter menyatakan lewat pertunjukan yang dirancang mulai Mei 2018 itu, timnya menyampaikan pesan penting tentang pentingnya keluarga dan menjaga alam. Meski tak sedarah, bukan berarti mereka tak bisa saling menjaga layaknya keluarga. Begitu pula dengan alam yang dihadirkan dalam wujud puppets.
Pertunjukan yang berlangsung sekitar 2 jam dengan jeda 20 menit antarbabak itu tentu saja menghadirkan ketegangan. Perasaan takut tapi penasaran hingga ada atraksi yang harus diulang karena sempat tak berhasil makin kuat pada babak kedua.
Ada pula keajaiban teknologi ditampilkan dalam pertunjukan sirkus agar lebih kekinian. Iya, seorang ilusionis menggunakan permainan laser untuk menyihir pandangan penonton hingga terpukau.
Meski begitu, hal itulah yang mengundang tepuk tangan riuh penonton hingga akhir pertunjukan. Ingin rasakan sensasinya? Ayo beli tiketnya dan tonton langsung di bangku penonton.
Saksikan video pilihan berikut ini: