Sukses

Sate Dabu Dabu, Resep Keluarga dengan Bumbu Autentik

Bermula tidak sengaja, Sate Dabu Dabu pertahankan resep keluarga dan cita rasa autentik.

Liputan6.com, Jakarta - Ketidaksengajaan terkadang dapat memberikan kisah berbeda dalam berbagai hal, tidak terkecuali dengan bisnis kuliner Sate Dabu Dabu yang ditekuni Vincent Yusti. Resep sate ia dapatkan turun temurun dari sang nenek.

"Ini nggak sengaja, satenya resep nenek itu tradisional keluarga. Awalnya nggak niat jualan, kita buat dan banyak yang bilang enak dan mau pesan. Kita kombinasi dengan dabu-dabu," kata Vincent Yusti kepada Liputan6.com di kawasan Gandaria, Jakarta, baru-baru ini.

Siapa yang menyangka, bisnis yang Yusti jalankan perlahan kian berkembang. Salah seorang rekannya, selalu memberi masukan sekaligus kritik. Hal ini pula yang membuatnya kian termotivasi.

"Saya termotivasi dia kasih kritik. Saya bukan minder tapi saya tingkatkan terus. Sejak saat itu ditekuni dan lebih pada Indonesian Food," tambahnya.

Bisnis Sate Dabu Dabu sendiri dimulai Yusti sekitar 2016 lalu dan dijalankan hanya di rumah. Setelah mengumpulkan kepercayaan diri, baru Yusti berani untuk merambah ke festival kuliner.

"Pas udah percaya diri masuk bazar, animo bagus ludes terus terus coba di Go-Food juga ramai akhirnya berani buka kios merambah ikut festival-festival kuliner," kata Yusti.

Tak hanya Sate Dabu Dabu, ada pula pilihan menu lain yang Yusti tawarkan kepada para pelanggan. Sebut saja sate bumbu Bali, sate Taichan, serta menu unik yakni tortilla isi sate.

Bicara soal harga, Yusti mengaku adanya perbedaan dari cara penjualan. Bukan tanpa alasan, tetapi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti ongkos saat mengikuti festival.

"Kalau beli sendiri langsung, kita jual Rp 28 ribu, kalau Go-Food harus potong 20 persen kita naikin jadi Rp 33 ribu, kalau di festival jadi Rp 35 ribu karena ada ongkos transport itu dapat 10 tusuk sate," tambahnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Bumbu Autentik

Meski banyak varian sate di luaran, Yusti menyebut bahwa Sate Dabu Dabu miliknya memiliki perbedaan. Tidak hanya dari porsi, tetapi juga pada salah satu hal penting yakni bumbu.

"Bedanya, porsi tusukannya lebih besar dan autentik bumbunya nggak pakai bumbu kacang. Mengombinasikan bumbu benar-benar Indonesia. Tagline nya, Truly Indonesian Food," jelas Yusti.

Yusti berkomitmen untuk terus menjalankan bisnis Sate Dabu Dabu dengan menggunakan rempah tradisional. "Yang saya unggulkan rempah tradisional. Kalau kita lihat yang bisa bertahan dalam bisnis itu pasti yang benar-benar klasik, bertahun-tahun," tambahnya.

Selain itu, Sate Dabu Dabu juga bakal dipasarkan sebagai oleh-oleh dengan metode yang telah Yusti jalankan. "Ke depannya mau pasarin buat oleh-oleh, ada packaging vakum dan itu sudah mulai," ungkap Yusti.