Sukses

6 Mitos Natal di Seluruh Dunia, Ada yang Anda Percayai?

Beberapa di antaranya mungkin membuat Anda bergidik ngeri, berikut deretan mitos seputar Natal di seluruh dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Natal adalah perayaan istimewa yang mungkin telah Anda tunggu-tunggu sepanjang tahun. Suasananya, sajiannya, bahkan rutinitas yang dilakukan di momen spesial ini tak pernah gagal membuat Anda merasa rindu.

Di samping kebahagiaan yang acap kali menyelimuti, Natal sebagai salah satu perayaan tertua di Bumi juga berhias ragam mitos turun-temurun. Mungkin membuat Anda bergidik, berikut beberapa di antaranya seperti dilansir dari berbagai sumber, Senin, 24 November 2018.

La Befana

Figur yang digambarkan sebagai perempuan ini dikenal sebagai penyihir Natal dari Italia. Tak masuk dalam ketegori menyeramkan, La Befana digambarkan terbang menggunakan sapu dan membawa tas super besar.

Menurut cerita kuno yang telah dikisahkan banyak generasi, ia akan mendatangi anak saat Epiphany Eve dan bertanya apakah mereka sudah jadi anak baik atau malah sebaliknya. Mirip seperti Santa Claus, hanya saja versi Italia.

Grýla

Bisa dikatakan sebagai salah satu mitos Natal yang paling menyeramkan, Grýla dikisahkan sebagai troll gunung. Berdasarkan ceita rakyat dari Islandia, ia berjalan dari gunung ke gunung untuk mencari anak nakal. Ketika menemukan mereka, Grýla akan memakan anak tersebut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 2 halaman

Mitos-Mitos Seputar Natal di Seluruh Dunia

Mincemeat

Mincemeat pie yang merupakan hidangan Natal yang populer di beberapa negara disebutkan sebenarnya merupakan kreasi seorang kanibal di abad ke-16. Sementara resep sekarang terdiri dari buah, herbal, dan rempah seperti kayu manis, sang kanibal disebut menjadikan daging manusia sebagai bahan utama mincemeat pie.

Berdasarkan rumor yang beredar, cerita ini merupakan sebab di balik hidangan mincemeat pies tak pernah dilengkapi daging di dalamnya. Berjaga-jaga kalau legenda tersebut malah memengaruhi kebersamaan Natal.

Yule lads

Kembali ke cerita rakyat Islandia, terdapat Yule lads yang digambarkan sebagai pembunuh berdarah dingin. Dalam cerita tersebut, Yule lads beranggotakan 13 orang yang hidup bersama ibu mereka, Grýla, di gunung.

Jelang Natal, mereka turun ke desa dan menakut-nakuti penduduk. Secara bergantian, mereka mengunjungi 13 anak untuk memberi hadiah atau hukuman bagi mereka yang nakal.

Busana Santa Claus disebut sebagai cara promosi sebuah brand minuman soda

Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, busana merah yang dipakai Santa Claus dikatakan awalnya merupakan upaya marketing Coca-Cola untuk memasarkan produk mereka. Kemiripan imej mereka awalnya diragukan, namun sekarang cukup banyak orang percaya kalau busana Santa Claus memang terpengaruh langsung dari brand minuman soda tersebut.

Belsnickel

Lelaki dengan perawakan digambarkan menakutkan tersebut telah jadi cerita rakyat di beberapa negara Eropa sejak abad pertengahan. Disebutkan, saat Natal, ia akan meninggalkan permen di depan rumah anak berkelakuan baik dan menculik anak-anak nakal.