Sukses

Libur Akhir Tahun, Okupansi Hotel Naik Drastis

Menteri Pariwisata Arief Yahya optimis okupansi pada perayaan akhir tahun bisa tembus di angka 90-100 persen.

Liputan6.com, Jakarta Libur Natal dan Tahun Baru menjadi waktu paling ditunggu banyak orang. Trennya terus meningkat. Hal itu jelas berdampak positif bagi industri pariwisata Indonesia. Khususnya sektor perhotelan. Karena tingkat hunian naik drastis. Terutama daerah tujuan wisatawan.

Berdasarkan statistik akomodasi Kementerian Pariwisata yang diolah Lokadata Beritagar.id, terlihat tingkat hunian hotel berbintang relatif tinggi sejak Agustus lalu. Umumnya, peningkatan okupansi terjadi pada musim liburan. Paling tinggi terjadi pada bulan Desember.

Sejak tahun 2014 sampai 2016, Yogyakarta selalu berada di peringkat pertama dengan okupansi hotel tertinggi di akhir tahun. Tahun 2016, okupansi hotel berbintang di Yogyakarta mencapai 69,1 persen. Sementara daerah dengan okupansi terendah pada Desember tahun yang sama adalah Gorontalo, yakni 36,4 persen.

Untuk Sulawesi Utara, sejak 2015 sudah masuk dalam lima besar provinsi dengan persentase tingkat hunian hotel berbintang tertinggi. Bahkan, pada 2017, tingkat okupansinya mencapai 76,3 persen.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Utara, Johnny Lieke, menyebut industri perhotelan di Manado terus mengalami pertumbuhan positif. Selain itu, Manado telah menjadi kota Meeting Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di Indonesia. Status ini jelas mempengaruhi bisnis perhotelan yang menunjukkan angka menggembirakan.

“Perayaan Natal dan Tahun Baru dapat meningkatkan okupansi hotel nasional hingga 10 persen dari rata-rata bulanan. Bahkan, okupansi hotel di Indonesia ditarget mencapai 65 persen saat liburan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019,” ujarnya, Selasa (25/12).

Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, sepanjang semester I tahun 2018, realisasi okupansi hotel secara nasional telah mencapai 54,75 persen. Angka ini naik dari realisasi Januari sampai Juni 2017 yang ditarget sebesar 53,36 persen.

“Jadi, saat Natal dan Tahun Baru, biasanya okupansi hotel naik 10 persen dari rata-rata bulanan. Untuk tahun ini, diharapkan bisa sampai 65 persen secara nasional,” tegasnya.

Arief mengaku optimis okupansi pada perayaan akhir tahun bisa tembus di angka 90-100 persen. Khususnya di hotel-totel kawasan destinasi wisata populer. Seperti Bali, Bandung, Sumatra Utara, Makassar, dan Belitung.

 

(*)