Liputan6.com, Jakarta Menyambut ulang tahun ke-4, Malang Strudel menggelar Malang Strudel Carnival. Event ini melibatkan semua pihak. Seperti klien, UMKM, dan customer. Khususnya, warga Malang Raya. 10 Ribu pengunjung jadi target.
Sejak diluncurkan pada 24 Desember 2014, Malang Strudel telah menjadi salah satu oleh-oleh terfavorit di Malang. Didirikan oleh artis Teuku Wisnu, produk oleh-oleh menjelma menjadi pilihan wajib wisatawan yang berkunjung ke Malang.
Sebagai apresiasi bagi pelanggan, Malang Strudel Carnival digelar. Acara ini diselenggarakan dalam rangka mewadahi dan mengajak pelaku wisata, pelaku UMKM, dan komunitas se-Malang Raya. Semua diajak berpartisipasi. Tujuannya, memberikan knowledge dan hiburan lengkap untuk pengunjung acara.
Advertisement
Malang Strudel Carnival tahun ini menghadirkan serangkaian acara. Antara lain food competition, talkshow pariwisata di era digital dan milenial, bedah film, senam fantasi, pentas musik (band), hingga tausiah.
Di samping itu, ada 100 tenan yang didirikan. Jumlah tersebut diisi kuliner, UMKM, wisata, dan hotel. Dalam dua hari perhelatan, panitia menargetkan 10 ribu pengunjung. Terbagi atas masyarakat lokal sebanyak 80% dan wisatawan 20%.
Owner Malang Strudel, Teuku Wisnu, menyatakan usahanya akan mendukung Malang sebagai destinasi wisata.
“Misi utama Malang Strudel adalah fokus memperkenalkan Malang sebagai destinasi pariwisata. Semakin dikenal, kunjungan wisatawa ke Malang juga meningkat. Usaha Malang Strudel pun bisa ikut berkembang. Kita mengharapkan keberkahan dari majunya pariwisata Malang,” papar Teuku Wisnu, diamini CEO Malang Strudel Donny Kris Puryono.
Sedangkan Asisten Deputi Strategi Komunikasi Pemasaran I Kemenpar Hariyanto mengatakan, pariwisata telah ditetapkan sebagai leading sector dan menjadi core economy Indonesia. Pertumbuhan sektor pariwisata pun sangat menggembirakan. Rata-rata di atas 20% setiap tahun.
“Tahun depan adalah tahun pembuktian kita bisa mencapai target utama meraih 20 juta wisman. Kita sudah menyiapkan berbagai strategi pamungkas khususnya dalam bidang pemasaran,” ujarnya.
Menurutnya, Co-Branding adalah salah satu program unggulan Kemenpar untuk semakin menancapkan branding Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia. Malang Strudel terpilih menjadi salah satu mitra terbaik dengan berbagai aktivasi brand yang super kreatif.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menambahkan, oleh-oleh adalah bagian yang tak terpisahkan dari pariwisata. Yaitu sebagai amenitas yang melengkapi destinasi wisata. Berdasarkan survey BPS, pengeluaran rata-rata wisatawan untuk oleh-oleh mencapai 7% dari budget yang mereka keluarkan.
“Malang Strudel sebagai pionir oleh-oleh kekinian yang diendorse (bahkan dimiliki) selebritis, tentunya memiliki posisi yang istimewa. Dalam waktu yang cukup singkat telah menjadi brand oleh-oleh yang sangat besar dan mampu mengangkat branding Kota Malang,” ungkapnya.
Dikatakan, Kemenpar menempatkan endorser sebagai bagian dari strategi media yang terdiri dari Paid, Owned, Social Media dan Endorser. Endorser punya peran yang tak kalah penting, karena dalam marketing siapa yang bicara itu penting.
Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku mengapresiasi inovasi yang dilakukan Malang Strudel dengan menyelenggarakan Malang Strudel Carnival. Event adalah bagian dari atraksi pariwisata yang bisa menarik wisatawan berkunjung sekaligus menguatkan city branding.
“Kemenpar sangat concern dengan event-event yang terkait dengan pariwisata. Kami telah mengkurasi 100 top event di berbagai daerah yang akan kami promosikan kepada para wisatawan,” bebernya.
Menpar Arief berharap, ke depan Malang Strudel Carnival bisa melengkapi daftar top 100 event tersebut. Khususnya event yang millenlial friendly. Sebab, portofolio customer/traveller yang sedang tumbuh saat ini adalah generasi milenial. “Tahun 2019, kami targetkan bisa menggaet 10 juta wisman dari segmen milenial,” ungkasnya.
(*)