Liputan6.com, Jakarta - Harga tiket pesawat biasanya berangsur turun setelah melewati momen ramai dan liburan panjang. Namun belakangan, tidak sedikit yang beranggapan harga tiket pesawat dinilai masih terlalu tinggi khususnya pada rute domestik.
Bahkan, keluhan itu berkumpul satu suara dalam sebuah petisi bertajuk Turunkan harga tiket pesawat domestik Indonesia. Hingga Jumat, (11/1/2019) pukul 14.14 WIB, petisi di change.org ini telah ditandatangi 68.550 orang dan akan terus bertambah.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu pendukung dari petisi ini adalah Ikwawan Hidayat, seorang pegawai swasta asal Bali yang bekerja di Jakarta. Menyandang status 'anak rantau' sejak menempuh pendidikan hingga bekerja di ibukota, tak jarang kerinduan melanda pada kampung halaman.
Tidak heran, pesawat menjadi moda transportasi tepat memenuhi kebutuhan Wawan, begitu ia biasa disapa, untuk pulang. Hal ini juga memiliki keterkaitan soal dukungannya pada petisi Turunkan harga tiket pesawat domestik Indonesia.
"Kenapa saya mendukung petisi turunkan harga tiket pesawat domestik Indonesia karena saya sering naik pesawat untuk pulang ke Bali," kata Wawan ketika dihubungi Liputan6.com, Jumat (11/1/2019).
Ia mengakui bila terdapat pilihan untuk melakukan perjalanan darat baik naik bis atau kereta api sebagai alternatif pulang kampung. Apalagi, Tol Trans Jawa telah dibuka dan menyediakan beragam hal yang diperlukan orang-orang yang tengah bepergian.
Namun, perjalanan darat tidak masuk dalam daftar Wawan. "Perjalanan darat terlalu memakan waktu. Soalnya saya punya keterbatasan waktu seperti cuti dari kantor, makanya lebih pilih naik pesawat," tambahnya.
"Saya biasanya naik pesawat pulang-pergi itu Rp 1,5 juta kalau hari-hari biasa. Tapi kemarin saat high season kena sampai Rp 2,5 juta Jakarta-Bali PP," kata Wawan soal harga tiket pesawat.
Saksikan video pilihan di bawah ini: