Sukses

Saat Para Murid Johnny Andrean School and Training Demokan Keahlian

Mau belajar mendirikan salon dari ahlinya? Johnny Andrean School and Training punya program menarik untuk mengembangkan keterampilan diri.

Liputan6.com, Jakarta - Johnny Andrean tidak hanya terkenal dengan karya tangannya di bidang perawatan rambut. Salon yang telah memiliki cabang di seluruh Indonesia ini juga memiliki sekolahnya sendiri, yakni Johnny Andrean School and Training (JAST).

Berdiri sejak tahun 1982, JAST pertama kali didirikan di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat dan kemudian menjadi pusatnya. Hingga saat ini, JAST sudah memiliki 24 cabang di seluruh Indonesia, sedangkan salonnya sudah mencapai 136 gerai.

Senin (28/01/2019), JAST cabang Mal Ciputra mengadakan open trial di gerainya. Dalam acara ini, undangan diberikan kesempatan untuk melihat area kursus dan bagaimana siswa JAST belajar mengenai perawatan rambut, menggunting dan menghias rambut juga makeup.

"Siswa-siswi yang belajar di kursus ini umumnya berasal dari luar Jakarta, seperti Palembang, Bangka Belitung, dan lain-lain." Agustin Ernawati, Kepala Sekolah JAST memulai ceritanya mengenai JAST ini kala ditemui Liputan6.com saat open trial. Karena itulah, para tutor di JAST kerap mendapat permintaan tolong dari murid-muridnya untuk mencari kosan.

JAST ini membuka kelas salon dan makeup mulai dari basic hingga tingkat profesional. Mereka juga menyajikan kelas untuk merias diri sendiri dan kerabat dekat. Tak sebatas itu, JAST juga menyediakan kelas bagi siswa yang ingin membuka salonnya.

"Karena itu, kita juga mengajari mereka soft skill seperti bagaimana menghadapi pelanggan," jawab wanita yang akrab disapa Bu Erna oleh murid-muridnya.

Erna menjelaskan bahwa untuk mencapai tingkat profesional, mereka harus ikut kursus selama kurang lebih 145 hari. "Mulai dari kelas basic 30 hari, kelas intermediate 30 hari, advanced 45 hari, dan profesional 45 hari, jadi totalnya 145 hari," jelasnya sambil menghitung.

Ketika ditanya mengenai ke mana arah murid-muridnya setelah lulus, Erna hanya menjawab itu keputusan pribadi murid-muridnya. "Makanya sejak awal kami tanya dulu tujuan mereka ikut kursus ini," ujarnya. Tujuannya, apakah mereka tertarik membuka salon atau untuk tujuan pribadi.

Sama seperti sekolah atau kampus pada umumnya, JAST pun memiliki ketentuan mengenai absen. Setiap siswa diwajibkan datang enam hari seminggu dan belajar selama 5 jam.

Kelas di JAST cabang Ciputra justru dibuka selama 12 jam, yakni dari pukul 10.00 hingga 22.00 WIB. Yang terpenting, lanjutnya, para tutor berjaga di JAST hingga pukul 22.00 WIB dan siap mengajari mereka.

"Karena itu, bila siswanya ada urusan lain selama jam belajar, mereka bisa izin dulu mengurus urusannya, terus balik lagi ke salon," cerita Erna sembari mengingat tingkah murid-muridnya.

 

2 dari 2 halaman

Kegiatan Murid di JAST

Murid-murid di JAST ini diberikan kesempatan untuk melakukan prakteknya. Karena dilakukan di tempat kursusnya, harga perawatan rambut dan make up di JAST lebih murah dibandingkan dengan gerai Johnny Andrean yang biasa.

"Tentu saja (lebih murah), karena di sini ditangani oleh para trainee atau murid-muridnya," ungkap Erna. Walaupun murah, Erna mampu menjamin konsumennya bahwa para trainee ini bisa memberikan pelayanan yang terbaik.

Saat para murid melayani konsumen, para tutor pun tidak tinggal diam. Mereka mengawasi kinerja murid JAST dalam melayani pelanggan.

Saat open trial, Liputan6.com berkesempatan melihat kegiatan para muridnya. Sebagian besar mereka terlihat belajar bagaimana merawat dan styling rambut. Ada yang belajar menggunting rambut, mencatok rambut, dan mengeriting rambut. Semua itu mereka praktekkan kepada manekin yang disediakan.

Untuk bahan pembelajarannya, para murid diajarkan dari tingkat dasar hingga mahir (profesional). "Semua pembelajaran, baik perawatan dan styling rambut juga make up, semuanya diajarkan dari nol," kata Erna.

Lebih lanjut, materi pembelajaran yang diajarkan pun step by step berdasarkan materi pembelajaran yang telah ditetapkan oleh JAST pusat. Siswa-siswi yang belajar hingga tingkat profesional tidak pulang dengan tangan kosong, justru mereka mendapat ijazah.

"Jadi, nanti setelah kelasnya berakhir, akan ada ujian dan siswanya mendapatkan sertifikat diploma," tutup Erna mengakhiri pertemuannya. (Esther Novita Inochi)

Saksikan video pilihan berikut ini: