Liputan6.com, Jakarta - Saat hari raya Imlek, pastinya ada tradisi berkunjung ke rumah saudara sambil berbagi angpao. Amplop merah yang telah menjadi bagian dari tradisi Imlek tersebut pastinya berisi sejumlah uang yang diberikan kepada saudaranya.
Biasanya angpao diberikan oleh orangtua untuk anak-anaknya sebagai hadiah tahun baru Imlek. Tak hanya orangtua, anggota keluarga yang lebih tua seperti kakek-nenek atau paman-bibi juga berhak memberikan angpao kepada anak-anaknya.
Advertisement
Baca Juga
Angpao sendiri merupakan pelafalan dari bahasa Hokkien dari kata ang pow. Sedangkan dalam kosa kata bahasa Mandarin, angpao disebut dengan hongbao (红包), yang berarti amplop merah.
Dilansir dari laman Malaysia thestar.com.my, sejarah pemberian angpao ini sudah berlangsung sejak lama, yaitu 1000 tahun yang lalu di negeri Panda. Saat itu, orangtua memberikan anak-anaknya 100 koin. Dalam kepercayaan mereka, pemberian 100 koin ini akan memberikan anaknya umur panjang hingga 100 tahun.
Pemberian koin-koin ini dilakukan saat malam sebelum tahun baru Imlek. Anak-anak saat itu menggunakannya untuk membeli baju baru atau menabungnya.
Sejak Dinasti Song berkuasa pada abad ke-12, praktik memberi uang ini sudah menjadi tradisi. Kala itu, amplop merah memang belum diciptakan.
Koin-koin diberikan kepada anak-anak mereka setiap tahun baru Imlek. Di masa Dinasti Song, tradisi tersebut diiringi dengan pukulan drum dan gong sebagai tanda dimulainya tahun baru. Iringan ini jugalah yang memberikan harapan akan keberuntungan di tahun berikutnya.
Â
Â
Tak Hanya Imlek
Pemakaian amplop merah yang disebut angpao dimulai sejak akhir abad ke-19. Dilansir dari laman China Highlights, warna merah dipilih sebagai simbol dari energi, kebahagiaan dan keberuntungan.
Maknanya tidak terletak pada uangnya, tetapi amplop merah yang berisi uang tersebut. Amplop merah tersebut akan membawa kebahagiaan dan kelimpahan kepada penerimanya. Karena itulah, orang yang menerima angpao tidak boleh membuka angpao tersebut di depan pemberinya.
Biasanya, angpao diberikan kepada orang yang sudah memiliki pendapatan. Ketika mereka sudah mulai menghasilkan uang secara mandiri, saat itulah mereka harus memberi angpao sebagai cara berbagi. Meskipun begitu, ada juga aturan yang mengatakan bahwa ketika mereka belum menikah, mereka belum boleh berbagi angpao walaupun sudah berpenghasilan.
Pemberian angpao tidak hanya sebatas saat Tahun Baru Imlek, tetapi juga saat acara lainnya, seperti pernikahan, wisuda, dan kelahiran bayi. Angpao yang diberikan saat itu merupakan cara tradisional untuk memberikan keberuntungan dan berbagi kebaikan kepada orang lain. (Esther Novita Inochi)
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement