Liputan6.com, Jakarta - 'Mahkota' harus ditanggalkan. Perut yang mesti diisi dan keadaan tak memungkinkan kini jadi alasan lebih penting untuk merelakan helaian rambut. Setidaknya itulah keadaan yang tengah dihadapi para perempuan Venezuela.
Dilansir dari BBC, Jumat (1/2/2019), krisis politik yang melanda salah satu negara di Amerika Latin itu membuat tak sedikit orang, termasuk para perempuan, meninggalkan tanah kelahiran mereka selama beberapa bulan terakhir demi mencari perlindungan.
Advertisement
Baca Juga
Tindakan mendesak ini membuat tak sedikit dari para perempuan ini meninggalkan rumah tanpa uang yang cukup. Alhasil, banyak perempuan Venezuela yang rela menjual rambut mereka di perbatasan Kolombia.
Adalah Luis Fernando, lelaki yang mengaku sudah memotong rambut ratusan perempuan yang hendak meninggalkan Venezuela. "Situasi ekstrem ini membuat para perempuan rela menjual rambut mereka. Uangnya bisa digunakan untuk memenuhi sedikit kebutuhan," katanya.
Luis yang juga kedapatan meninggalkan Venzuela beberapa waktu lalu berucap, para perempuan ini jelas sangat sedih harus menjual rambut mereka. Namun mengingat pilihan minim yang ada, mereka terpaksa menanggalkan mahkota mereka.
Alasan yang sama, yakni kebutuhan akan materi, juga jadi alasan Luis berkecimpung di dunia bisnis rambut. Luis menjabarkan, ia biasanya mau membeli rambut dengan panjang 15, 20, dan 30 sentimeter. "Kalau 10 sentimeter terlalu pendek," ujarnya.
Rambut-rambut yang telah dipotong olehnya kemudian dijual kepada pembuat wig. "Semua perempuan yang lewat perbatasan ini bermimpi, suatu saat mereka bisa kembali pulang ke rumah mereka, Venezuela," tandasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini: