Sukses

4 Kawasan Kampung Cina di Indonesia, Bukti Luasnya Persebaran Etnis Tionghoa

Kampung Pecinan merujuk kepada sebuah wilayah yang mayoritas penghuninya adalah orang Tionghoa.

Liputan6.com, Jakarta Kaum peranakan Tionghoa tersebar di seluruh dunia. Di berbagai wilayah, etnis ini membentuk komunitas atau tempat tinggal tersendiri. Komunitas ini biasa disebut sebagai kampung cina atau Pecinan.

Kampung Cina-Pecinan atau China Town merujuk kepada sebuah wilayah kota yang mayoritas penghuninya adalah orang Tionghoa. Pecinan banyak terdapat di kota-kota besar di berbagai negara di mana orang Tionghoa merantau dan kemudian menetap seperti di Amerika Serikat, Kanada dan negara-negara Asia Tenggara.

Di Indonesia, etnis Tionghoa tersebar luas di berbagai daerah khususnya pulau Jawa. Kampung cina di Indonesia biasanya telah melebur dengan budaya sekitar. Berikut 4 kawasan Kampung Cina di beberapa daerah yang tersebar di Indonesia seperti dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(6/2/2019).

2 dari 5 halaman

Jakarta - Perpaduan Budaya Tionghoa dan Betawi

Kampung Cina di Jakarta terbentang cukup luas di beberapa titik dari Jakarta Barat (Glodok), Jakarta Pusat (Pasar Baru), hingga Jakarta Utara (Kelapa Gading dan Pluit). Kampung Cina di Jakarta adalah salah satu kawasan Pecinan di Indonesia yang cukup besar.

Pecinan di Jakarta memiliki perpaduan antara budaya Tionghoa dan Betawi. Salah satu wujud dari perpaduan dua budaya ini adalah lahirnya Tari Cokek.

Kawasan Pecinan Glodok atau Petak Sembilan merupakan kawasan Pecinan yang paling terkenal di Jakarta. Kawasan ini sudah ada sejak tahun 1700-an.

Di kawasan ini Anda dapat menemukan Wihara Dharma Bakti yang termasuk wihara tertua di Jakarta, Gereja De Fatima dengan arsitektur Cina, wisata kuliner di Gang Gloria, dan berbagai pernak-pernik khas Negeri Tiongkok dapat Anda temui di kawasan ini.

3 dari 5 halaman

Singkawang Kota Seribu Kelenteng

Kalimantan memiliki kawasan pecinan yang cukup besar, tepatnya di daerah Singkawang. Daerah yang terletak di Kalimantan Barat ini dihuni oleh mayoritas etnis Tionghoa. Tak heran jika kota ini disebut sebagai kota seribu kelenteng. Perayaan Imlek dan Cap Go Meh diadakan meriah di kota ini.

Disini Anda dapat menemui banyak kelenteng tempat peribadatan umat Konghucu, bangunan-bangunan dikota ini juga kental dengan kesan oriental. Selain itu Anda juga akan menemukan banyak penduduk yang menggunakan bahasa Cina daerah seperti seperti Hakka dan Tio Ciu sebagai bahasa sehari-hari mereka.

4 dari 5 halaman

Semarang--dari Sam Po Kong hingga Pasar Semawis

Kota Semarang juga menjadi salah satu kawasan Pecinan terbesar di Indonesia. Jejak sejarah Etnis Cina di Semarang dapat dilihat melalui Kelenteng Sam Poo Kong. Kelenteng Sam Poo Kong yang terletak di kawasan Bukit Simongan menjadi saksi bisu penjelajahan Cheng Ho di Nusantara. Kelenteng tertua sekaligus yang terbesar di Semarang ini menjadi tempat berteduh dan tempat tinggal sementara Laksamana Cheng Ho atau Zheng He saat harus "terpaksa" merapat ke pelabuhan pada tahun 1416.

Selain itu Kota Semarang memiliki kurang lebih 11 kelenteng pada kawasan Pecinannya dan sebagian besar kelenteng tersebut membentang dari Jalan Beteng, Gajah Mada, Jalan MT Haryono, Jalan Jagalan, dan kawasan dekat Simpang Lima Semarang.

Pada malam hari, Anda dapat menemukan Pasar Semawis di Kawasan Pecinan ini. Di sini Anda dapat menikmati berbagai kuliner khas Tionghoa. Pasar yang berlokasi di Jalan Gang Warung, Kecamatan Semarang Tengah, ini selalu menyuguhkan berbagai atraksi menarik saat perayaan Imlek.

5 dari 5 halaman

Yogyakarta - Kampung Ketandan

Di Yogyakarta ada beberapa daerah Pecinan. Salah satu yang populer adalah Ketandan yang berada di jantung Kota Yogyakarta. Ketandan terletak di utara Pasar Beringharjo Jalan Malioboro. Gapura Kampung Ketandan terpasang di depan kampung.

Kampung Ketandan yang terkenal sebagai pemukiman masyarakat Tionghoa dan sentra toko emas di Yogyakarta. Kampung yang berlokasi di Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta ini terdiri dari tiga RW, yakni 04, 05, dan 06, yang dihuni sekitar 1.000 KK.

Di sepanjang kampung Ketandan ini Anda akan menemui bangunan-bangunan dengan arsitektur Cina. Saat Imlek dan Cap Go Meh, kampung ini akan ramai dengan pertunjukan barongsai dan lampion-lampion yang dipasang di sepanjang Kampung Cina ini.