Sukses

Kopi Lada Hitam Khas Entikong Dipromosikan di Festival Cross-Border

Kopi Lada Hitam siap memeriahkan Festival Crossborder Entikong.

Liputan6.com, Jakarta Sabtu (23/2) pagi, cuaca disekitar Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kalimantan Barat, mendung. Suasana pun menjadi dingin. Namun, cuaca itu berubah menjadi momen yang nikmat. Karena, 1000 cup kopi dibagikan. Tapi bukan kopi sembarangan, loh. Namanya Kopi Lada Hitam. Kalau penasaran, buruan ke Festival Cross-border Entikong 2019. Event ini berlangsung hingga Minggu (24/2).

Itulah gambaran hari pertama Festival Crossborder Entikong 2019. Sabtu pagi sebelum acara dibuka, seluruh pengunjung diberikan kopi khas Entikong, Kopi Lada Hitam. Kopi-kopi nikmat itu dibagikan oleh booth oleh-oleh Perbatasan Mami Ayu.

Menurut owner Oleh-Oleh Mami Ayu Wahyu Widayati, Kopi Lada Hitam siap memeriahkan Festival Cross-border Entikong.

“Kita sejak awal awal memang komitmen untuk mendukung Festival Cross-border Entikong. Dan kita memanfaatkannya untuk mengenalkan oleh-oleh dan kuliner kahs Entikong. Salah satunya lewat Kopi Lada Hitam hasil kreasi kita,” tutur Wahyu Widayati yang biasa disapa Ayu.

Menurutnya, Kopi Lada Hitam sangat unik dan sangat khas. Sesuai namanya, kopi ini memadukan biji kopi dengan lada hitam. Namun, rasa kopinya dijamin tidak hilang. Justru menjadi lebih nikmat. Apalagi jika diseduh saat dingin dan diminum saat hangat.

“Kopi Lada Hitam adalah salah satu produk unggulan daerah perbatasan. Perpaduan antara kopi dan lada hitam. Manfaatnya sangat banyak. Terutama buat pria. Yang menarik, rasa kopi tidak hilang. Justru menjadi lebih nikmat dengan rasa lada hitam,” katanya.

Menurut Ayu, manfaat yang bisa dirasakan dari Kopi Lada Hitam dan menyembuhkan masalah pencernaan. Namun, untuk menjadi obat, Kopi Lada Hitam harus diminum dengan rutin.

Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono, sangat mendukung hadirnya kuliner khas dalam event cross-border.

“Event seperti ini memang harus dimanfaatkan untuk mengenalkan potensi daerah. Seperti kuliner, souvenir, seni dan budaya. Event cross-border ini melibatkan negara tetangga. Oleh karenanya sayang sekali jika tidak di maksimalkan,” paparnya.

Sapto menambahkan, kekayaan kuliner juga disiapkan menjadi event cross-border. Hanya saja, konsep yang akan digunakan sedang dimatangkan.

“Kita sedang siapkan event Festival Kopi dan Bazar Mini Entikong. Isinya kuliner khas Entikong. Tapi seperti apa nanti pelaksanaannya, masih kita matangkan konsepnya. Yang pasti kita akan beri ruang ke UMKM untuk mengenalkan produk kuliner,” papar Sapto.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung sangat senang event crossborder bisa dimaksimalkan UMKM.

“Itu sebenarnya harapan kita. Event yang digelar Kementerian Pariwisata bisa membetikan impact terhadap UMKM. Khususnya secara ekonomi. Oleh sebab itu, kita mengajak para pelaku usaha dan UMKM agar terlibat aktif dalam event yang kita selenggarakan,” kata Adella, yang dibenarkan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan event crossborder adalah momen tepat untuk mengenalkan seluruh potensi daerah.

“Baik itu potensi budaya, seni, hingga kuliner. Harus dimanfaatkan. Karena, crossborder melibatkan negara-negara tetangga. Festival Crossborder Entikong dan Aruk digelar dua hari. Maksimalkan dengan baik. Dan nikmati rangkaian acaranya,” paparnya.