Liputan6.com, Jakarta - Lalala Festival 2019 yang digelar pada 23 Februari 2019 menyisakan kekecewaan penonton. Sebagian menumpahkan keluh kesah mereka lewat sejumlah komentar di akun Instagram resmi @lalala.fest.
Ada yang kecewa karena harga minuman di venue terlalu mahal. Ada pula yang mengeluhkan kondisi panggung dan tata suara tak mendukung. Bahkan, ada yang menyindir tajam tentang peta lokasi yang tak menggambarkan kondisi di lapangan.
Menanggapi hal itu, Ferally Mahardika, PR dan Media Relation Lalala Festival 2019, mengatakan pihaknya sudah berusaha menyiapkan banyak hal untuk mengantisipasi kendala yang akan terjadi di lapangan. Ia mengaku panitia belajar dari pengalaman sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
Salah satunya adalah menyiapkan shuttle package sembari menyarankan penonton tak membawa kendaraan pribadi. Pasal, Lembang tanpa festival saja sudah terkenal macet, apalagi ditambah dengan gelaran yang dihadiri ribuan penonton.
"Kita sediakan dari UPI ke venue, cuma masih banyak penonton bersikeras bawa kendaraan sendiri sehingga akhirnya macet," kata Ferally kepada Liputan6.com, lewat sambungan telepon, Senin (25/2/2019).
Layanan antar-jemput bus itu, sambung dia, sebenarnya menguntungkan penonton lantaran mereka diantarkan langsung ke depan gerbang festival. Berbeda dengan penonton yang membawa kendaraan sendiri karena mereka harus parkir dulu di Cikole sebelum mengantre layanan shuttle.
"Nah, kalau parkir di Grafika Cikole, ada entrance-nya. Harus ngantre dulu untuk pakai shuttle. Nah, karena banyak yang mengantre, banyak pengunjung yang nggak sabar hingga memutuskan jalan kaki," ujarnya.
Ia juga mengklarifikasi soal jarak yang ditempuh para penonton. Menurut Ferally, jarak tempuhnya tak sampai 3 kilometer, melainkan maksimal hanya 1,5 kilometer. "Area kita saja maksimal jaraknya 2 kilometer kok," ucapnya seraya menambahkan jalan di area festival sudah dilengkapi penerangan yang memadai.
Â
Â
Soal Harga Minuman hingga Sound System
Ferally juga menanggapi soal harga minuman yang disebut kemahalan. Menurutnya, harga yang dipatok lebih murah dari yang dijual dalam festival serupa di Jakarta. "Kalau di Jakarta, ada yang air mineral dijual Rp 50 ribu. Kami cheaper than that," ujarnya.
Ia juga membantah bila tata suara dan tata panggung festival tak baik. Buktinya, sambung Ferally, para artis yang melakukan check sound sehari sebelumnya tak komplain. "Padahal, itu ada artis internasionalnya. All set sehari sebelumnya," kata dia.
Begitu pula dengan tata panggung yang dinilai tak mendukung kenyamanan pengunjung. "Mungkin karena penonton terlalu jauh saja, padahal kami sudah bantu dengan menyediakan layar LED," katanya.
Di luar itu, ia mengatakan segala aturan sudah disampaikan pada pengunjung, baik di venue maupun jauh hari sebelumnya di media sosial. Namun, ia menduga tak banyak penonton yang membaca aturan tersebut.
"Kita sudah sampaikan bahwa area festival sangat luas, you're gonna get up and down. Maka itu, kita berharap mereka tetap sehat. Sepertinya, mereka nggak baca do and dont's-nya di kita," katanya.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement