Liputan6.com, Jakarta - Cuaca pagi di Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara, mendadak berubah. Langit yang awalnya cerah menjadi berawan dan hujan pun turun rintik-rintik. Puluhan perahu nelayan, baik kecil, sedang, dan besar bersandar di pelabuhan. Air laut terlihat tenang, meski hujan. Sejauh mata memandang di kejauhan terlihat pesona keindahan Pulau Lembeh.
Pulau seluas 5.040 hektare berbentuk memanjang paralel terbentang sepanjang 16 kilometer dengan lebar 1-2 kilometer. Pulau tersebut sebagai Great Sea Wall bagi kota dan Pelabuhan Bitung.
Pagi itu, 19 Februari 2019, Liputan6.com berkesempatan untuk menjelajahi beragam obyek wisata yang berada di Pulau Lembeh. Hujan belum reda saat perahu yang kami tumpangi mulai bergerak menuju pulau tersebut. Air hujan yang terbawa hembusan angin menerpa wajah para penumpang.
Advertisement
Baca Juga
"Perjalanan ke Pulau Lembeh akan kita tempuh selama 20 menit," kata Jefri, lelaki yang ikut memandu perjalanan.
Air laut yang tenang membuat perjalanan ke Pulau Lembeh terasa begitu cepat. Sejumlah perahu dan kapal-kapal besar yang sedang bersandar pun menambah keindahan tersendiri. Monumen Trikora bercat putih yang berada di bibir Selat Lembeh perlahan mulai terlihat jelas saat tiba di pulau tersebut.
Sebuah kendaraan roda empat terparkir di depan pintu masuk di kawasan Papusungan, Lembeh Selatan. Kendaraan itu yang akan digunakan untuk mengantar penumpang menelusuri obyek-obyek wisata. Ada 8 penumpang yang ikut mengunjungi obyek-obyek wisata di Pulau Lembeh.
Jalan yang berkelok-kelok dengan tanjakan yang tajam dan turunan yang curam menambah sensasi tersendiri bagi pengunjung sepanjang perjalanan di Lembeh Selatan. Para penumpang yang berada di kendaraan itu tak banyak bicara. Hanya sesekali mereka terdengar membuka percakapan.
Monumen Trikora
Tempat pertama yang dikunjungi adalah Monumen Trikora. Alunan lagu rohani dari sebuah warung menyambut kami saat tiba di lokasi itu.
Bangunan ini dibangun pada 1992 dan diresmikan pada 1993. Di dalam bangunan tersebut terdapat relief yang menceritakan tentang pembebasan Irian Barat. Dari kejauhan terlihat pelabuhab Bitung dan Gunung Dua Bersaudara.
"Bangunan ini tingginya 62 meter, sedangkan luasnya sekira 2 hektare," kata Wolter Lungka, pengurus Monumen Trikora kepada Liputan6.com.
Pantai Kahona
Destinasi wisata ini berada kelurahan Pasir Panjang, Lembeh Selatan. Tempat ini ramai dikunjungi wisatawan tiap akhir pekan. Sebelum tiba ke pantai, pengunjung lebih dulu melewati jembatan kayu yang berkelok sepanjang 150 meter yang kanan dan kirinya ditumbuhi mangrove.
"Biaya pembangunan tempat ini berasal dari hibah yang didapat dari Roma. Selain mangrove, tempat ini juga terdapat menara untuk pengawasan, dan pantai," kata Pilipus.Â
Patung Tuhan Yesus
Dari Pantai Kahona, kendaraan yang menuju ke destinasi wisata lainnya, yaitu patung Tuhan Yesus yang tingginya 35 meter, lokasinya berada di kelurahaan Dorbolaang di Lembeh Selatan. Suasana perjalanan tak jauh berbeda saat mengunjungi Monumen Trikora dengan kontur tanah yang menanjak dan menurun. Namun, lokasi tersebut berada di lahan yang cukup tinggi hingga dari atas terlihat indahnya panorama Selat Lembeh.
"Peletakan batu pertama dilakukan pada 28 Juli 2012. Pembangunan dilakukan pada 2013 dan selesai pada 2015. Tapi sampai saat ini masuk belum diresmikan," ujar Flores, penjaga bangunan tersebut.
Pantai Serena
Usai dari patung Yesus Tuhan, perjalanan dilanjutkan ke Pantai Serena yang berlokasi masih di Lembeh Selatan. Perjalajan menggunakan perahu yang ditumpangi sekitar 8 orang.
Selain pesona pantai yang bersih, di pantai ini terdapat batu besar warna krem yang berlubang. Airnya yang tenang dan bening membuat pantai sangat cantik.
Pulau Lembeh menyajikan panorama alam nan eksotis. Selain tempat-tempat itu, masih banyak potensi wisata yang dimiliki Bitung. Setelah menjelajahi beberapa destinasi wisata di Pulau Lembeh, waktu makan siang pun tiba. Hujan turun saat makan siang. Dari kejauhan tampak Gunung Dua Bersaudara mulai diselimuti kabut.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement