Sukses

Langkah Cermat Mengelola Sampah Plastik Fleksibel

Apa saja cara yang dapat dilakukan untuk mengelola sampah termasuk sampah plastik fleksibel?

Liputan6.com, Jakarta - Sampah yang terus menggunung setiap harinya tak dapat dipungkiri menimbulkan beragam dampak seperti mengancam kehidupan makhluk hidup dan lingkungan. Melihat fenomena ini, pengelolaan sampah pun jadi satu cara cermat yang sudah sepatutnya dilaksanakan.

Berbicara mengelola sampah, dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh setiap 21 Februari serta program Unilever Sustainable Living Plan (USLP), Unilever hadir dengan wujud nyata dari komitmen mereka.

Adalah dengan meluncurkan penambahan delapan titik kumpul flexible plastics (FP) atau kemasan multilayer seperti kemasan sachet. Tujuan dari program di atas adalah bagaimana agar kemasan dapat digunakan ulang, daur ulang, atau kompos.

Ada pun ke delapan titik kumpul (dropping points) sampah berjenis FP atau kemasan multilayer di 8 kota di Indonesia meliputi Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Denpasar, Sidoarjo, Balikpapan, Medan, dan Makassar.

Selama ini sampah FP dianggap bermasalah karena tak ada solusi pengolahannya hingga menjadi residu dan berakhir di TPA. Pendekatan ekonomi sirkuler dilakukan oleh Unilever untuk memanfaatkan materi tersebut sebagai bahan baku yang mempunyai nilai dan digunakan kembali.

"Ini upaya kami untuk memastikan pertumbuhan bisnis yang pesat tetapi bersama-sama mengurangi dampak terhadap lingkungan," ungkap Sinta Kaniawati, Head of Sustainable Business dan Yayasan Unilever Indonesia di Bank Sampah Induk Gesit, Jakarta Selatan, Kamis (28/2/2019).

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Titik Kumpul Sampah Flexible Plastic

Sinta menambahkan aksi nyata itu tampak dari terbentuknya Bank Sampah sekitar 2.800 yang tersebar di 19 kota di Indonesia, termasuk Bank Sampah Induk Gesit. Bank sampah ini dipilih karena jadi pusat pengelolaan sampah di Jakarta Selatan.

"Bank sampah menyediakan fasilitas pengumpulan bagi vendor sampah terkumpul dan bisa didaur ulang. Komitmen lanjutan Bank Sampah Induk Gesit bisa menjadi sarana mengumpulkan titik kumpul dari kemasan plastik fleksibel seperti produk sachet atau pouch isi ulang," tambahnya.

Terkait soal pengelolaan sampah, Sinta menekankan dapat dimulai dari langkah kecil. Lalu, langkah selanjutnya adalah dengan memilah sampah dan memberikannya pada Bank Sampah.

"Mulai dengan langkah kecil, bagaimana setiap rumah tangga dilingkup RT dan RW memilah sampahnya dan dapat diberikan ke Bank Sampah Induk Gesit. Apa yang kita lakukan bisa ditingkatkan meski partisipasi masih belum sesuai yang diinginkan," ungkap Sinta.

Memanfaatkan kembali sampah dapat diolah untuk menjadi kemasan baru. Perusahaan ini juga telah menunjukkan keseriusannya dalam pengelolaan sampah dengan membangun pabrik di Jawa Timur.

"Membangun pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur khusus untuk mengolah kemasan plastik menjadi pallet plastik lagi yang dapat digunakan kembali Unilever dan industri lain," jelas Sinta.