Liputan6.com, Jakarta Atambua akan dipanaskan dengan Konser Musik Perbatasan, 8-9 Maret nanti. Lokasinya di Lapangan Simpang Lima, Atambua, Bellu, NTT. Karena konser akan berlangsung dua hari, tidak ada salahnya berkunjung ke destinasi wisata di Atambua. Pilihannya banyak. Dan dijamin keren-keren.
Konser Musik Perbatasan Atambua (KMPA) 2019 menampilkan d’Masiv sebagai performa utama, Sabtu (9/3). Tapi ada juga aksi penyanyi Timor Leste Gerson Oliveira, Jumat (8/3).
“KMPA 2019 adalah event yang luar biasa. Cocok untuk mengisi waktu berlibur. Ada beragam atraksi yang ditawarkan di sini. Konten milik KMPA ini menarik dengan d’Masiv dan Gerson. Tapi, tidak kalah penting adalah destinasi di sekitarnya. Atambua dan NTT memiliki destinasi luar biasa,” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani, Kamis (28/2).
Advertisement
Baca Juga
Kabupaten Belu terdiri dari 12 kecamatan, 12 kelurahan, dan 96 desa. Untuk desa, 30 diantaranya berbatasan langsung dengan Timor Leste. Dengan geografis unik, bentang alam juga warna budaya Tanah Timor pun juga menarik. Komposisinya makin lengkap dengan tawaran destinasi wisata sejarah, sport tourism, dan buatan.
“Atambua punya profil pariwisata yang bagus. Destinasi yang dimiliki bisa memberikan experience luar biasa bagi pengunjung KMPA 2019. Untuk itu, kami merekomendasikan destinasi ini bagi wisatawan. Mumpung berada di KMPA, eksplorasi juga destinasi-destinasi yang ada di sekitar Atambua ini,” kata Rizki.
Atambua memiliki destinasi nature dengan pilihan beragam. Dari pesisir pantai hingga sabana dan pegunungan. Komposisi wisata bahari di antaranya Pantai Pasir Putih Atapupu. Destinasi ini berada di Kenebibi, Kakuluk Mesak, Belu. Sesuai namanya, pantai terhampar pasir putih yang lembut. Pantai ini makin eksotis dengan sunset-nya. Nuansa semakin eksotis dengan deretan hutan mangrove disekitarnya.
Roman lainnya, Pantai Berluli. Pasirnya tetap putih menghampar. Horison langitnya menyatu dengan tebing karang yang kokoh. Spot ini juga sangat instagramable sehingga elegan untuk berswafoto. Pantai Berluli ini berada di Jalan Ki Hajar Dewantara, Umanen, Atambua Barat. Dan, Tanah Timor juga punya Pantai Mota’ain dan Teluk Gurita atau (Kuit Namon).
“Pantai-pantai di sekitar Atambua sangat indah. Pasirnya putih. Secara histori, pantai-pantai ini juga hebat. Sebut saja Teluk Gurita. Teluk ini dahulu menjadi pelabuhan. Pedagang dari Eropa dan Asia banyak berlabuh di sini. Mereka mencari cendana dan lilin. Jadi, wisatawan Timor Leste juga bisa ikut berburu cendana di kawasan ini,” terang Kiki, sapaan akrab Rizki Handayani.
Alam Tanah Timor makin eksotis dengan bentangan Lembah Fulan Fehan. Destinasi ini berada di Desa Dirun, Lamaknen, Belu. Rumputnya yang terhampar hijau semakin semarak dengan kawanan kuda yang bebas berkeliaran.
Ada juga Bukit Batu Maudemu dan Bukit Kakeu Mantenu. Bukit Maudemu ini unik karena memiliki bebatuan karang di puncak bukitnya.
“Lembah Fulan Fehan ini memiliki cerita hebat. Selain eksotis, lembah ini menjadi venue Festival Fulan Fehan. Festival ini menyajikan Tari Likurai secara massal. Jadi, destinasi-destinasi haru dieksplorasi saat berada di KMPA 2019,” tegas Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.
Destinasi di sekitar Atambua semakin berwarna dengan Air Terjun Mauhalek. Venuenya ada di Raiulun, Lasiolat, Belu. Air terjun eksotis ini masih alami dengan airnya yang menyegarkan. Ada juga Kolam Susu yang konon menjadi inspirasi lagu Koes Plus berjudul ‘Kolam Susu’. Wilayah ini juga memiliki destinasi Kampung Adat Kewar. Destinasi ini juga memiliki bangunan megalitikum.
“Inspirasi besar memang dimiliki destinasi wisata di seputaran Atambua. Destinasi ini bisa dieksplorasi pagi hari, sebelum menikmati kemeriahan KMPA 2019. Jadi, moment liburannya akan semakin lengkap,” ujar Ricky lagi.
Momen liburan semakin lengkap dengan penawaran sejarah dari Benteng Ranu Hitu. Lokasinya ada di Desa Dirun, Lamaknen. Benteng Ranu Hitu juga familiar sebagai Benteng Lapis Tujuh Makes. Benteng ini memiliki susunan bangku batu yang konon menjadi singgasana Raja Suku Uma Metan. Lalu, batu memanjang di belakang singgasana diyakini makam Raja Pertama Kerajaan Dirun, Dasi Manu Leoq.
Experience terbaik juga akan didapatkan wisman dengan mengunjungi Pacuan Kuda Desa Tniumanu. Pacuan ini memang hanya diikuti oleh peserta lokal. Uniknya jokinya merupakan anak-anak lelaki dari pelepas kuda.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menerangkan, KMPA 2019 dan destinasi yang ada di sekitarnya sangat eksotis. “Kawasan ini memang destinasi terbaik. Atraksinya sangat beragam. Selain itu, aksesibilitas menuju spot destinasi dan amenitasnya luar biasa. Semuanya bagus. Aktivitas wisatawan akan semakin nyaman. Jadi, momentum terbaik ini jangan dilewatkan. Silakan wisatawan Tiles datang dan menikmati keindahan yang ada di sana,” tutup Menpar.