Liputan6.com, Jakarta - Festival sarung terbesar pertama kali di Indonesia diselenggarakan pada Minggu, 3 Maret 2019. Dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, festival tersebut memberikan suguhan kreasi busana sarung melalui fashion show.
Sebanyak kurang lebih 346 busana kreasi sarung ditampilkan di Plaza Tenggara GBK dalam acara Festival Sarung 2019. Berkolaborasi Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) tidak hanya karya desainer yang diperagakan, kreativitas mahasiswa juga ikut memeriahkan fashion show tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Total 55 mahasiswa fashion school profesional muda sampe senior, 59 desainer terdiri dari Komunitas Mitra Wastra Nusantara ( MWN Koordinator ), Indonesian Fashion Chamber (IFC), SMESCO, Alumni Fashion School," ujar Ranti Kartakusuma, Ketua Koordinator Fashion Show Festival Sarung 2019.
Koleksi sarung daerah yang tersebar di seluruh Indonesia dikreasikan dengan merek sarung ternama Indonesia seperti Gajah Duduk, Atlas, dan HBS. Berbagai ragam dan motif sarung disulap menjadi fashion kekinian yang memukau.
"12 Koleksi sarung daerah diperagakan dikombinasikan dengan 87 Gajah Duduk sebagai sponsor utama dan sarung lainnya seperti Atlas dan BHS. Macam-macam sarung dari derah mulai dari sarung motif batik Jambi, sarung Blongsong, sarung Betawi, sarung Majalaya, sarung Madura, sarung Belu, sarung Mandar, dan sarung Bugis," tambah kepada Ranti Kartakusuma kepada Liputan6.com melalui email.
Berbagai model ditampilkan mulai dari bawahan sarung yang bermodel unik mulai dari gaya ruffle, hingga rok lebar dengan tambahan obi. bahan sarung dijahit menjadi blazer atau atasan asimetris. Semakin menarik dipadukan dengan sepatu hak tinggi yang dipakai model perempuan. Untuk model tampil memukau dengan tambahan syal dari sarung.
Â
Menariknya lagi dalam fashion show itu juga menampilkan komunitas disabilitas dan santri yang didandani menggunakan busana kreasi sarung. Mereka memperagakan fashion sarung dengan berjalan dibantu dengan model lain, bahkan ada yang duduk di atas kursi roda dengan didorong. Mereka tampil baik walaupun tidak latihan terlebih dahulu.
"Peragaan busana tersebut melibatkan komunitas disabilitas ingin menunjukkan bahwa sarung tersebut dapat digunakan semua golongan, tidak terbatas, baik untuk lintas agama seperti pemeluk agama Hindu," ujar Ranti Kartakusuma.
Adanya peragaan ini tentunya menunjukan kreasi fashion sarung yang tidak kalah menarik dengan busana lainnya. Ranti mengatakan bahwa sarung tentunya bisa menjadi tren fashion, karena warna dan motif pada sarung dapat dipadupadakan dengan berbagai jenis bahan termasuk kain tradisional seperti tenun dan batik.
Sesuai dengan tujuan diselenggarakan Festival Sarung 2019, Ranti mengatakan adanya fashion show ini juga diharapkan dapat menghidupkan kembali pelaku industri sarung yang sudah mati dan menumbuh kembangkan yang sudah ada. (Adinda Kurnia Islami)
Saksikan video pilihan di bawah ini: