Liputan6.com, Jakarta Siapa yang tidak tahu Danau Toba dan Pulau Samosir? Pulau Samosir merupakan sebuah pulau vulkanik di tengah Danau Toba. Sementara itu, Kaldera Danau Toba terbentuk akibat letusan dasyat gunung api (letusan katastrofik) di Sumatera Utara sekitar 74.000 tahun silam.
Letusan Gunung Api Toba Purba, tersebut menyisakan lekukan cukup dalam di dasar kaldera yang kemudian terisi air dengan kedalaman hingga mencapai sekitar 550 meter dan luas 1.130 km persegi. Kini kita mengenalnya sebagai Danau Toba.
Lihat videonya di siniÂ
Advertisement
Nah, salah satu peristiwa geologi pasca-pembentukan kaldera adalah terbentuknya Pulau Samosir, karena akibat pengangkatan sebagian besar danau ke permukaan. Danau Toba dan Pulau Samosir, merupakan salah satu destinasi unggulan yang dimiliki Provinsi Sumatera Utara.
Kawasan Danau Toba yang termasuk di dalamnya Pulau Samosir, ditetapkan menjadi Geopark Kaldera Danau Toba. Melalui Kementerian Pariwisata, pemerintah pada tahun lalu, menetapkan Geopark Danau Toba sebagai salah satu destinasi super prioritas di Indonesia dan saat bersamaan, Geopark Kaldera Danau Toba diusulkan masuk ke dalam UNESCO Global Geopark (UGG).
Â
Baca Juga
Pemerintahan Kabinet Kerja yang dipimpin Joko Widodo (Jokowi) terus memperjuangkan Georpark Kaldera Danau Toba masuk dalam UNESCO Global Geopark. Pada awal Maret 2019, saat Menteri Pariwisita Arief Yahya melakukan kunjungan kerja ke Eropa menyempatkan ke Markas UNESCO di Paris Prancis. Kunjungan dilakukan untuk menyampaikan potensi sekaligus mempromosikan geopark yang dimiliki Indonesia termasuk Geopark Kaldera Danau Toba.
Sebelumnya, pada tahun lalu Indonesia telah sukses mencatatkan dua geopark di dalam daftar UNESCO Global Geopark, yakni Rinjani Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Ciletuh Sukabumi di Jawa Barat. Bersama Geopark Kaldera Danau Toba, pemerintah juga mendaftarkan Geopark Belitung, masuk dalam UNESCO Global Geopark.
Dengan masuknya geopark di Indonesia yang masuk dalam UNESCO Global Geopark, akan lebih memudahkan dalam mempromosikan destinasi wisata bahkan hingga ke level dunia. Tidak hanya untuk mendongkrak jumlah wisatawan asing atau turis, tapi juga mendorong peningkatan pendapatan masyarakat sekitar objek wisata dan juga pemerintah asli daerah serta pendapatan negara.Â