Sukses

Air Terjun Bangen Tawai, Andalan Nunukan untuk Tarik Wisatawan Crossborder

Air Terjun Bangen Tawai memiliki keindahan yang sangat alamiah. Bentuknya melebar dan sepintas mirip air terjun Niagara, tapi dalam skala kecil.

Liputan6.com, Nunukan Tidak ada yang meragukan keindahan alam Kalimantan. Termasuk di Nunukan, Kaimantan Utara. Nunukan memiliki banyak kekayaan alam yang indah. Yang tentunya dapat ditawarkan buat menarik wisatawan perbatasan, atau border tourism. Salah satu keindahan alam yang dimiliki Nunukan adalah Air Terjun Bangen Tawai.

Air Terjun Bangen Tawai memiliki keindahan yang sangat alamiah. Tingginya sekitar 12 meter dengan lebar sekitar 10 meter. Air yang terjun, bentuknya melebar. Sepintas mirip air terjun Niagara. Tapi dalam skala kecil tentunya.

Kalau kalian ingin mencari menikmati keindahan Bangen Tawai, datang saja ke Kampung Dayak Kenyah di Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Sei Manggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Selain menawarkan petualangan, Air Terjun Bangen Tawai bisa juga dijadikan destinasi bersama keluarga. Karena lokasinya sangat nyaman.

Buat Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Adella Raung, Air Terjun Bangen Tawai memperkaya destinasi Nunukan.

“Seperti bagian lainnya di Kalimantan, Nunukan memiliki alam yang sangat bagus dan alamiah. Keindahan itu bisa dilihat dari Air terjun Bangen Tawai. Keindahannya sangat alami dan terjaga,” tutur Adella, Jumat (15/3).

Adella berharap promosi Bangen Tawai bisa maksimal. Sehingga mampu menarik wisatawan crossborder untuk datang.

“Pemerintah Daerah bisa memanfaatkan berbagai momentum yang digelar Kementerian Pariwisata. Seperti Festival Crossborder. Karena, saat event digelar, banyak wisatawan yang hadir. Dan ini akan menjadi momentum yang tepat untuk mengenalkan Bangen Tawai,” paparnya.

Dijelaskan Adella, setiap event Festival Crossborder digelar, Kementerian Pariwisata selalu menyediakan booth-booth yang bisa dimanfaatkan untuk semua jenis kegiatan. Mulai promo produk, kursus merajut, atau mengenalkan destinasi wisata.

“Kementerian Pariwisata akan selalu membuka kesempatan bagi daerah untuk mengangkat semua potensinya. Baik potensi kuliner, alam, budaya, destinasi, dan semuanya. Jadi manfaatkan dengan baik,” terang Adella.

Dalam bahasa Dayak Kenyah, Bangen Tawai artinya senang hati. Air terjun ini ditemukan pertama kali oleh Uwing Surang pada tahun 1997. Saat itu Uwing Surang bersama dengan beberapa pemangku adat sedang mencari pemukiman baru untuk 7 kepala keluarga sepulang dari Malaysia.

Dalam pencarian itu, Uwing Surang menemukan sebuah air terjun di tengah hutan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Tepatnya, di Kecamatan Sei Menggaris. Air terjun ini membuat Uwing menjadi senang. Itulah yang kemudian membuatnya menamakan air terjun ini Bangen Tawai.

Kabid Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono, mengatakan Bangen Tawai adalah cermin indahnya Nunukan.

“Nunukan itu masih asri. Lengkap dengan pepohonan yang rindang. Gambaran itu ada di Air Terjun Bangen Tawai,” katanya.

Untuk menuju lokasi Air Terjun Bangen Tawai, wisatawan harus melintasi hutan adat yang dijaga kelestariannya.

Puncak kunjungan warga di Air Terjun Bangen Tawai adalah saat hari raya seperti libur hari raya Idul Fitri atau pergantian tahun. Wisatawan asal Tawau, Malaysia, juga kerap mendatangi tempat ini.

Buat Menteri Pariwisata Arief Yahya, Nunukan dan wilayah perbatasan lain di Kalimantan membutuhkan destinasi yang sustainable.

“Festival Crossborder adalah pemicu agar wisatawan perbatasan berdatangan. Tetapi, border area membutuhkan sebuah destinasi yang sustainable. Harapannya, kunjungan wisatawan crossborder menjadi rutin. Bukan hanya saat ada event Festival Crossborder,” katanya.

Oleh karena itu, Menpar berharap kehadiran Air Terjun Bangen Tawai bisa dimaksimalkan.

“Kelola dengan baik dan jadikan destinasi ini sustain agar bisa mendatang wisatawan dengan rutin. Apalagi Bangen Tawai sudah mulai dikenal oleh masyarakat Tawau,” katanya.