Sukses

Kalteng Rilis CoE 2019, Dua Masuk 100 Top Event Nasional

Kalimantan Tengah (Kalteng) merilis Calendar of Event (CoE) 2019. Total, ada 167 event yang akan digelar sepanjang tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta Kalimantan Tengah (Kalteng) merilis Calendar of Event (CoE) 2019. Total, ada 167 event yang akan digelar sepanjang tahun ini. 2 di antaranya masuk dalam 100 Top Event Nasional. Yaitu Festival Budaya Isen Mulang 18-24 Mei, dan Festival Babukung 17-19 Juli.  Launching CoE 2019 Kalimantan Tengah dilakukan di Gedung Sapta Pesona Kemenpar, Senin (18/3).
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya, memberikan apresiasi terhadap geliat pariwisata di Kalimantan Tengah. Menurutnya, dengan keseriusan yang diperlihatkan, Kalimantan Tengah berpotensi menambah 1 atau 2 event lagi di 100 Top Event Nasional.
 
“Pariwisata Kalteng ini bagus. Kontennya unik dan sangat khas. Kami berharap, tahun depan slot di 100 Top Event Nasional milik Kalteng meningkat menjadi 3 atau 4 event. Potensinya besar di sana. Selain atraksinya, aksesibilitas dan amenitasnya juga sangat bagus. Komitmen dari stakeholder di sana juga positif. Kami yakin, event-event di Kalteng akan sukses besar tahun ini,” tutur Menpar.
 
Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng Fahrizal Fikri mengatakan, rangkaian kegiatan CoE Kalteng 2019 akan diwarnai dua event besar. Yaitu  Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2019 dan Festival Babukung.
 
“Semua budaya terbaik di Kalimantan Tengah akan ditampilkan sepanjang 2019. Dari berbagai event itu, Festival Budaya Isen Mulang dan Festival Babukung menjadi yang besar. Keduanya memiliki karakteristik dan kekhasan masing-masing. Kesamaannya itu adalah menampilkan beragam budaya terbaik yang ada di Kalteng,” ungkap Fahrizal Fikri.
 
Launching CoE Kalteng 2019 diawali dengan Tari Babukung. Tarian dibawakan oleh sekitar 8 penari, 3 diantaranya wanita. 4 penari mengenakan luha alias topeng. Luha yang dikenakan adalah varian Burung dan Mantarap. Tari Babukung adalah bagian ritual upacara kematian Suku Dayak. 
 
Tari Babukung biasanya digelar sebagai penghibur bagi keluarga yang berduka. Sembari menghibur, penari juga menyerahkan bantuan. Fungsi topeng melindungi wajah pemberi donasi. Sebab, bantuan ini diberikan secara ikhlas dan tanpa pamrih. 
 
Suasana launching sendiri sangat seru. Nuansa Kalimantan sangat terasa. Karena, para undangan yang hadir datang dengan beragam kostum adat Dayak. Sedangkan para stakeholder pariwisata Kalteng, mengenakan busana adat. Tentunya lengkap dengan aksesoris khas.
 
Seperti, ikat kepala berhiaskan bulu Burung Enggang. Mereka juga memakai kalung manik-manik warna warni. Usai pemaparan dan tanya jawab, dilanjutkan pertukaran cenderamata antara Kemenpar dan Pemprov Kalteng.
 
Fikri menambahkan, Kalteng menggelar banyak event sepanjang 2019 untuk mewujudkan target 553.000 orang wisatawan.
 
“Kalteng memiliki target besar wisatawan di 2019. Dengan komposisi event masif seperti ini, target akan terpenuhi. Khusus Tari Babukung, kami tampilkan di sini sebagai bagian dari branding. Babukung ini sangat unik dengan karakteristiknya yang khas,” jelas Fahrizal lagi.
 
Festival Babukung digelar di Nanga Bulik, Lamandau, Kalteng. Openingnya ditandai Karnaval Topeng seluruh kabupaten/kota di Kalteng. Festival juga menampilkan Tari Topeng Nusantara. Selain Kaltim, komposisinya terdiri Tari Topeng Kalimantan Timur dan Bali atau Yogyakarta. Festival ini juga menawarkan ritual adat Panggolaran, yaitu pemberian gelar bagi tokoh masyarakat.
 
“Semua budaya terbaik di Kalteng akan ditampilkan melalui event-event yang disajikan. Kemasannya pun sangat menarik. Sebab, event-event ini digelar untuk menaikan arus kunjungan wisatawan. Sebab, kami tahu pariwisata akan memberikan impact positif secara menyeluruh dalam waktu cepat,” jelas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng Guntur Talajan.
 
Festival Babukung 2019 juga menampilkan Festival Musik Etnik. Performer festival berasal dari beberapa daerah di indonesia. Ada V1MAST dari Jakarta. V1MAST pernah memikat publik Eropa melalui Dukat Fest 2016 di Bosnia & Herzegovina. Selain itu hadir juga Rubah Di Selatan asal Yogyakarta. Melengkapi kemeriahan, digelar juga bazaar dan Lomba Fotografi.
 
“Nuansa tradisional sangat kental di Festival Babukung. Yang jelas, kami mengundang semua untuk datang ke Kaltim sesuai tata waktunya. Kehadiran Festival Babukung dan FBIM 2019 menjadi bukti dari kualitas pariwisata Kaltim,” kara Guntur lagi.
 
Lalu, bagaimana FBIM 2019? Digelar di Palangkaraya, Kalteng, FBIM 2019 digelar masif dengan 18 sub event. Kontennya sesuai dengan filosofi label nama event yang diberikan. ‘Isen Mulang’ ini dalam Bahasa Dayak Ngaju berarti ‘Pantang Mundur’. Tema besar tahun ini yang diapungkan, yaitu ‘Eksistensi Kearifan Lokal Menuju Kalteng Berkah’.
 
Beberapa sub event yang ditampilkan adalah, Karnaval Budaya, Pemilihan Putra-Putri Pariwisata, Tari Daerah, dan Karungut. Warna tradisional dimunculkan Mangenta, Malamang, Mangaruhi, Habayang, Balogo, hingga paket Manewang-Manetek-Manyila Kayu. Keunikan lain ditampilkan dari Sepak Sawut, Manyipet, Besei Kambe, dan Lawang Sakepeng. Ada juda Jukung Tradisional juga Jukung Hias.
 
“Potensi besar dimiliki Pariwisata Kalteng. Alam dan budayanya sama-sama luar biasa. Pariwisata di Kalteng tahun ini akan semakin meriah dengan banyaknya event yang digelar. Tari Topeng yang dimiliki juga sangat khas, belum lagi gelaran FBIM 2019 ini. FBIM ini juga sangat eksotis dengan warna budaya kuat,” tegas Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.
 
Kiki-sapaan Rizki Handayani-pun menambahkan, Kalteng juga Kalimantan secara umum sangat kaya. Destinasi ini memerlukan 1 event besar yang jadi identitas tunggal. Nantinya festival ini menyatukan seluruh budaya yang ada dari seluruh provinsi di Pulau Kalimantan. “Etnis Dayak ini ada diseluruh Kalimantan. Destinasi ini sangat besar dan butuh 1 festival untuk menyatukan semuanya,” lanjutnya.
 
Digelar hampir sepekan, FBIM 2019 memasang target kunjungan wisnus 25.000 orang. Untuk bidikan wismannya sekitar 500 orang.
 
(*)
Video Terkini