Sukses

Kisah Sedih di Balik Karya Didiet Maulana di Peragaan Busana Adiwastra Nusantara 2019

Kain Donggala yang dipamerkan dalam peragaan busana di Adiwastra Nusantara 2019 memiliki berbagai kisah menyedihkan.

Liputan6.com, Jakarta - Didiet Maulana memeriahkan acara peresmian Adiwastra Nusantara  2019 dengan menampilkan busana karyanya. Peragaan busana yang digelar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 20 Maret 2019 itu memberikan sajian yang menawan.

Berbagai model busana diperagakan seperti kebaya, tunic, gaun, baju kurung, dan blus. Warna yang ditampilkan pun dengan warna-warna berani dan lebih hidup, ada merah, hijau, ungu, dan biru tua.

Dalam peragaan busana yang ditampilkan di panggung Adiwastra Nusantara 2019 tersebut ternyata memiliki kisah mengharukan di baliknya. Menurut Didiet, fashion show kali ini adalah peragaan busana yang paling menyentuh hati.

Rencananya, busana yang ditampilkan akan diperagakan dalam acara di Palu. Namun karena bencana gempa mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah, pada Oktober 2018 lalu memberikan jalan cerita lain.

"Karena pengrajin yang membuat koleksi ini ada beberapa yang meninggal, jadi buat saya ini koleksi yang sangat punya satu arti tertentu. Harusnya show itu seminggu setelah tanggal bencana tapi karena ada bencana nggak jadi," ujar Didiet Maulana.

Tidak hanya itu, koordinator yang mengurus peragaan busana di Donggala juga meninggal di Palu. Didiet mengatakan bahwa koleksi ini akan menjadi hasil karyanya yang selalu dirinya kenang.

Kain-kain yang disulapnya menjadi fashion busana yang menawan ini adalah hasil dari beberapa kali survei dalam berkunjung ke Donggala dan bertemu ibu-ibu pengrajin kain tersebut.

"Sekarang juga keadaannya masih sangat menyedihkan karena rumah-rumah tenun tersebut juga hancur karena kemarin terkena gempa. Setelah gempa kemarin ada banjir juga jadi mereka belum bisa berproduksi," tambahnya.

 

2 dari 2 halaman

Peragaan Busana Didiet Maulana

Didiet tidak dapat menutupi rasa sedih ketika mendengar kabar bencana melanda Palu, Sigi, dan Donggala. "Ketika bencana itu terjadi benar-benar down banget sampai sekarang pun juga masih sedih banget dan masih sangat down setiap kali melihat baju-baju itu. Karena memang harusnya untuk di sana ya di Palu," ujar desainer ternama itu.

Persiapan untuk menghasilkan karya tidak terlalu lama yakni sekitar sebulan. Didiet ingin segara menampilkannya dalam acara di Palu, namun takdir berkata lain, setelah karyanya jadi, peragaan busana tak dapat digelar. Maka dari itu, karya-karyanya ditampilkan dalam peragaan busana di Adiwastra.

"Ada 10 peragaan terus kita juga pakai inspirasi dari bunga-bunga. Flora-flora karena ternyata di Donggala itu motifnya banyak sekali memakai motif-motif bunga kemudian motif-motif yang menggambarkan alam sekitar ada dari makanan, kuliner, flora, dan kemudian diadaptasi menjadi pola dari kainnya tersebut," tambahnya.

Didiet berharap peragaan busana kali ini dapat membawa perubahan khususnya bagi para pengrajin di Donggala. "Karena kita yang ada di kota besar ini sebenarnya memiliki akses yang sangat besar dengan nature kita yang sangat bagus bagaimana kita bisa membawa rezeki yang ada di sini untuk membangun rumah tenun di sana dan menghidupkan kembali indahnya tenun Donggala," jelas Didiet. (Adinda Kurnia Islami)

 Saksikan video pilihan di bawah: