Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang dan mungkin termasuk Anda, pasti pernah mendengar mengenai Masjid Dian Al Mahri atau yang dikenal dengan Masjid Kubah Emas.
Pemilik dan pendiri dari Masjid Kubah Emas yang bernama Dian Djuriah Rais binti H. Muhammad Rais meninggal dunia pada Jumat (29/3/2019) dini hari. Seperti yang telah diketahui, Masjid Dian Al Mahri ini termasuk dalam masjid megah. Bahkan, Masjid Kubah Emas menjadi salah satu ikon Kota Depok, Jawa Barat.
Masjid yang dibangun di atas lahan seluas 70 hektare ini memiliki luas bangunan sebesar 8.000 meter persegi. Mulai didirikan pada April 1999, masjid ini memang terkenal karena dihiasi oleh kubah berlapis emas.
Advertisement
Baca Juga
Ada lima kubah di masjid ini dan semuanya dilapisi oleh emas 22 karat. Baik itu pada kubah utama dan juga pada kubah kecil di sisi-sisinya. Masjid ini pun menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Kota Depok.
Masjid berdesain gaya Timur Tengah tersebut juga dibangun dengan bahan material terbaik. Selain itu, interior masjid juga cukup mewah dengan lampu gantung kristal sebagai hiasan serta lantai dan tiang kolom yang dilapisi oleh marmer dan juga granit asal Italia.
Namun tak hanya di Indonesia, di negara tetangga, Singapura, ternyata juga punya masjid serupa meski masih kalah megah. Namanya Masjid Sultan dan menjadi kebanggaan bersama warga negeri Singa tersebut.
Dilansir dari dream.co.id, masjid bernuansa coklat muda dengan kubah emas di bagian puncaknya ini jadi destinasi wisata wajib bagi moslem traveler di Singapura. Keindahan Masjid Sultan membuat kawasan Kampong Glam bagaikan berlian yang harus selalu dijaga.
Lingkungan sekitarnya memang selalu rapi, bersih dan nyaman meski ramai dengan wisatawan yang memenuhi deretan restoran untuk bersantap makanan halal Singapura yang mudah ditemui.
Sumbangan Umat Muslim Singapura
Sebelum berdiri megah dan mendapatkan berbagai penghargaan, masjid ini memiliki desain arsitektur Jawa dengan bentuk atap limasnya yang bersusun tiga. Ratusan tahun silam, masjid ini memang dibangun oleh masyarakat pedagang muslim dari Jawa sehingga ada ikatan kuat antara Indonesia dan Masjid Sultan Singapura.
Masjid yang berlokasi di Muscat Screet tersebut kini memiliki ruang utama dengan luas sekitar 2000 meter persegi. Masjid ini disebut sebagai salah satu bangunan bersejarah karena telah dibangun sejak 1824 silam.
Desainnya megah dan mewah tapi menjadi saksi turut andilnya seluruh masyarakat muslim Singapura. Dana pembangunannya dibantu oleh Pemerintah Inggris, tapi di bagian kubahnya ternyata ada sebuah cerita menarik.
Kalau Anda melihat bagian kubah yang berbentuk bawang, terlihat dasar kubah yang berwarna hitam. Itu merupakan ujung botol kaca sumbangan umat Muslim Singapura yang tidak mampu dan jumlahnya mencapai ribuan.
Hal itu merupakan wujud kebersamaan warga Singapura dan membuatnya menjadi bangunan agama paling mengesankan di sana. Pada 1975, Masjid Sultan dikukuhkan sebagai monumen nasional.
Meski diapit tempat-tempat ramai pengunjung seperti Parkview Square, Golden Landmark Hotel, Raffles Hospital, Bugis Junction, dan Hotel Inter-Continental, kegiatan harian di dalam masjid ternyata tidak terpengaruh.
Advertisement
Bazar Makanan dan Minuman
Selain kegiatan harian salat rutin lima waktu dan salat Jumat, masjid Sultan rutin mengadakan kajian harian serta menerima kunjungan wisata. Mereka juga menyediakan pemandu wisata gratis dalam berbagai bahasa.
Di hari biasa, deretan kafe dan restoran di kawasan Masjid Sultan berpadu dengan harmonisnya. Saat bulan Ramadan, kawasan Masjid Sultan ramai dengan bazar yang berjualan makanan dan minuman untuk berbuka puasa.
Makanan yang ada di bazar ini tidak hanya dari Singapura saja. Anda bisa menemukan makanan ala Timur Tengah, India, sampai Indonesia.
Seperti Masjid Kubah Emas Depok di Indonesia, Masjid Sultan juga sangat menarik untuk dijelajahi setiap saat. Masjid kebanggaan warga Singapura ini bisa dijangkau dengan naik MRT jalur hijau EW12 atau jalur biru DT14.
Saksikan video pilihan di bawah ini: