Sukses

Wisata Sejarah Terinspirasi Sukarno di Rusia, Ada Makam Imam Bukhari

Sukarno meninggalkan kenangan yang melekat di benak warga Rusia, khususnya umat muslim di sana.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Sukarno masih banyak dikenal oleh generasi tua, terutama di kota-kota yang pernah dikunjungi Presiden Sukarno seperti di Moskow, Saint Petersburg, Yekaterinburg, Sochi, dan Samarkand sekarang masuk wilayah Uzbekistan.

Dilansir Antara, di Moskow, Sukarno mengunjungi Masjid Katedral (Agung) yang saat itu sangat kecil dan fotonya masih tersimpan di masjid kebanggaan umat Muslim Rusia. Di Saint Petersburg dalam kunjungannya pada 1956, Sukarno meminta Nikita Khrushchev agar mengizinkan kembali dibukanya Masjid Biru sebagai tempat ibadah umat Islam.

Khrushchev pun mengizinkannya 10 hari setelah kunjungan Sukarno. Imam Masjid Biru, Cafer Nasibullahoglu, pun mengakui jasa Sukarno.

Demikian juga dengan cerita makam Imam Bukhari. Walaupun tidak ada sumber sejarah resmi, masyarakat Samarkand sampai saat ini meyakini makam Imam Bukhari dibangun Uni Soviet atas jasa Sukarno.

Konon, Sukarno bersedia memenuhi undangan Nikita Khruschev dengan syarat ditemukannya makam Imam Bukhari di wilayah Dagestan. Benar saja, Khruschev memenui syarat itu dan Sukarno dalam rangkaian kunjungannya pada 1956 mengunjungi makam tersebut dengan perjalanan kereta api yang ditempuh sekitar tiga hari.

Republik Dagestan adalah salah satu negara bagian yang memiliki kekhasan di Rusia. Ada 22 negara bagian di Rusia dengan nama Republik karena mayoritas penduduknya bukan etnis Rusia. Walaupun secara resmi namanya sudah dihapus, namun masih banyak yang menyebutnya sebagai republik, seperti Republik Tatarstan, dengan kepala pemerintahannya bergelar presiden.

Sebagaimana Chechnya dan Tatarstan, mayoritas penduduk Dagestan beragama Islam, bahkan Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Republik Dagestan, Enrik Muslimov, menyebut sekitar 95 persen warga Dagestan beragama Islam.

Hal ini terlihat dengan banyaknya masjid di Dagestan. Kita bisa mendengarkan suara azan dan kaum wanita sebagian mengenakan jilbab, persis seperti di Indonesia.

Tidak sedikit juga yang menggunakan baju modis ala wanita modern. Mereka umumnya berparas cantik karena campuran dari Persia, Arab, Barat, dan lokal. Islam di Dagestan cukup toleran dan moderat dan beraliran Sunni seperti di Indonesia.

 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini :