Liputan6.com, Jakarta - Harum durian dan riuh kendaraan bermotor teredam, berganti aroma bawang putih tumis berpadu bumbu-bumbu penyedap nan menggiurkan. Begitulah kiranya cara kedai penjual kwetiau sapi di salah satu titik di Jl. Mangga Besar Raya, Jakarta Barat, menyambut setiap orang yang singgah.
Telah jadi rahasia umum bahwa mencari kuliner halal di kawasan ini menyimpan 'tantangan' tersendiri. Tapi, dengan senyum penuh yakin, Haris, pemilik Kwetiau Sapi 78 Mangga Besar, mengakui dagangannya aman dimakan mereka yang tak boleh memakan makanan berlabel haram.
"Semua aman. Minyak dari minyak sayur. Kwetiau pun dibuatnya dari beras. Babat, urat, daging, semua dipakai dari sapi. Semua bisa makan di sini dengan tenang," Haris menjelaskan saat ditemui di kedai miliknya di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat, Jumat, 5 April 2019.
Advertisement
Baca Juga
Berjualan makanan halal bagi seorang Tinghoa seperti dirinya, Haris bercerita, bukanlah hal mudah. Di awal kedai kwetiau sapi berdiri, yakni tahun 1973, lelaki asal Pontianak, Kalimatan Barat, ini sering kali mendapat pertanyaan disertai tatapan meragukan
Saking ingin meyakinkan, Haris sering mengatakan bahwa mereka boleh datang di jam-jam saat ia dan karyawan-karyawannya menyiapkan dagangan. "Benar lho ada yang iseng datang dan melihat sendiri," katanya.
Meyakinkan sajian kwetiau sapinya halal tak jadi satu-satnya tantangan yang dihadapi. Lelaki 58 tahun itu menuturkan, perjuangannya berawal saat merantau ke Jakarta di akhir 1972 dan memulai usaha kwetiau sapi di tahun berikutnya.
"Awalnya dapat tempat di garasi di kawasan Limo. Masih di tahun yang sama, akhirnya pindah ke sini. Tapi, awalnya tenda. Jadi, pasti bongkar-pasang setiap hari. Kecil sekali dulu cuma ada sekitar enam tempat duduk," kenang Haris.
"Ingat banget dulu kalau hujan itu di sini kan anginnya kencang ya, saya pegang itu pancang bambu supaya tenda nggak rubuh," sambungnya.
Tahun demi tahun berganti, atas konsistensi dan ketelatenan teruji, kedai kwetiau sapi miliknya terus berkembang hingga sekarang bisa dikatakan sebagai salah satu sajian legendaris dan opsi makanan halal di kawasan Mangga Besar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Berubah Sejak 1973
Kwetiau sapi boleh jadi terlihat sebagai sajian sederhana dan super praktis. Tapi di balik tampilan simpel, Haris menjelaskan, proses pembuatan kwetiau sebenarnya jauh dari kata mudah. Butuh ketelitian, ketelatenan, dan kesabaran luar biasa.
"Beras buat kwetiau harus dicuci sampai bersih selama sekian jam, digiling, diaduk antara yang muda dan tua. Lalu, ditim di atas air. Ditaruh di nampan, digoyang sana-sini. Ditaruh di bambu, digulung, digantung sampai kering, diangkat. Terus dikasih minyak kacang tanah. Baru dipotong," ujarnya.
Lantaran memakai bahan baku beras, Haris mengatakan, kwetiau buatannya tak pernah bisa panjang. Juga, pembuatan tanpa bahan kimia dan bahan pengawet membuat kwetiaunya hanya bisa bertahan selama 48 jam.
"Kalau lagi hujan kayak gini, tahannya cuma 36 jam. Soalnya pas dijemur, dia (kwetiau) tidak kering banget. Masih agak lembap. Makanya kwetiau di sini memang harus dibuat fresh setiap hari," tuturnya.
Total, pembuatan kwetiau akan memakan waktu tak kurang dari 12 jam. Tekstur berpori membuat bumbu kian meresap ke dalam kwetiau dan membuatnya jadi lebih kaya akan rasa di tiap gigitan.
Haris mengatakan, rasa kwetiau sapi buatannya tak berubah sejak pertama kali dibawa ke Jakarta di tahun 1973. Konsistensi ini terus dijaga dengan mencicip semua komponen dalam satu porsi kwetiau setiap hari.
"Harus cek (rasa setiap hari). Karena kami memang mau setiap harinya menyajikan kwetiau sapi dengan rasa terbaik. Tidak cuma kwetiau, babat, urat, sawi, bahkan taoge semua harus dicek karena ngasih pengaruh rasa satu sama lain," katanya.
Advertisement
Menu Andalan Kwetiau Sapi 78 Mangga Besar
Sesuai namanya, hidangan kwetiau sapi tetap jadi primadona di kedai Kwetiau Sapi 78 Mangga Besar. Versi sajian siram dan goreng jadi dua yang paling banyak dipesan, serta tetap jadi favorit hingga hari ini.
Di samping itu, ada beberapa macam kwetiau lain yang bisa dinikmati, termasuk kwetiau kuah dan kwetiau bun. "Kwetiau bun ini biasanya dimakan orang yang betul-betul paham, betul-betul suka sama kwetiau. Rasanya komplit karena dikukus pakai kuah kaldu," jelas Haris.
Terdapat pula beberapa menu minuman yang direkomendasikan untuk dicoba di antaranya sari kacang, liang teh, serta sajian jeruk nipis pontianak yang telah diberi tambahan gula dan sedikit, juga es.
Tak heran setiap harinya kedai milik Haris ini berhasil menjual rata-rata 150 porsi kwetiau dengan harga seporsi makanan Rp 46 ribu dan minuman rata-rata Rp 13 ribu. "Saya mau dengan tampilan yang sebegitu menarik, setiap orang terbersit kwetiau, muka saya sudah kelintas. Itu kepuasan paling pol," tutupnya.
Tergoda mencicip lezatnya sajian legendaris satu ini? Anda tinggal datang ke Kwetiau Sapi 78 Mangga Besar di Jl. Mangga Besar Raya no. 78, Tamansari, Jakarta Pusat. Selamat mencoba!