Liputan6.com, Jakarta Festival Banyuwangi Kuliner 2019 dinilai sangat berbeda. Kali ini, festival tersebut mengangkat kuliner lokal Pecel Rawon. Dalam acara tersebut, sebanyak 152 tim peserta dari penjuru Banyuwangi ikut dalam festival itu.
Acara ini juga dimeriahkan koki selebriti Vania Wibisono yang melakukan demo memasak dan menyajikan pecel rawon ala chef.
Baca Juga
Digelar di area Taman Blambangan, ratusan peserta dari pagi menyiapkan kreasi masaknya di atas meja. Pecel rawon merupakan kuliner khas Banyuwangi yang memadukan nasi pecel dengan kuah rawon dan potongan daging . Memberikan sensasi yang unik dan nikmat di lidah.
Advertisement
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan kuliner merupakan salah satu daya pikat pariwisata. Festival ini digelar sebagai komitmen daerah untuk mengangkat kuliner lokal menjadi lebih berdaya saing dan menjadi tuan rumah di tengah perkembangan pariwisata daerah.
"Food and fashion menjadi dua daya pikat utama pengembangan pariwisata. Makanya kita konsisten menggelar event ini untuk terus mengenalkan ragam makanan lokal kepada khalayak luas. Harapannya, kekayaan kuliner lokal mampu memikat wisatawan datang ke mari," kata Anas saat membuka festival tersebut.
Festival Banyuwangi Kuliner tahun ini memasuki tahun kelima pelaksanaan. Sebelumnya, beragam makanan khas Banyuwangi telah diangkat dan dipromosikan seperti nasi tempong, rujak soto, pecel pithik, dan ayam kesrut. Hasilnya, saat ini di Banyuwangi makin banyak rakyat yang membuka usaha kuliner makanan khas lokal dan menjadi jujugan wisatawan.
"Festival ini juga bentuk keberpihakan total kami pada kuliner lokal. Kami ingin memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pelaku usaha kuliner lokal untuk mengambil kesempatan dalam perkembangan pariwisata daerah daripada memberikan peluang ini pada franchise makanan dari luar," ujarnya.
Pesta kuliner tersebut juga diwarnai demo masak Pecel rawon dari chef Vania Wibisono. Ditemani istri Bupati Banyuwangi, Dani Azwar Anas, Vania berbagi ilmu memasak Pecel Rawon yang sehat. Dia mengaku sangat mengapresiasi kekayaan kuliner lokal Banyuwangi yang kebanyakan merupakan masakan yang menggabungkan dua makanan.
"Sekarang ini, makanan fusion kan lagi hits di mana-mana, dan ternyata kuliner Banyuwangi sudah lebih dulu ada. Ini sangat pas untuk dipromosikan untuk mendukung pariwisata Banyuwangi yang tengah berkembang. Pastinya, pecinta makanan fusion akan tertarik datang ke mari," jelas Vania yang lulusan Culinary Art Institute Santa Monica Amerika Serikat.
Â
Festival ini diikuti 152 tim peserta yang sebagian adalah pelaku usaha kuliner dan industri perhotelan. Semua peserta berlomba menampilkan kreasi pecel rawon tidak hanya rasa yang enak namun juga tampilan yang menarik. Salah satu peserta, Ibu Handayani (50) pengelola rumah makan Mak Isun mengaku sangat antusias mengikuti lomba kuliner ini.
"Warung saya berdiri sudah 1,5 tahun lalu. Saya ingin ikut lomba karena ingin sharing sekaligus ingin tahu seberapa cita rasa pecel rawon peserta lainnya," kata Handayani.
Lain halnya dengan Chef Harko Iskandar, dari Hotel Aston yang menyuguhkan pecel rawon yang dipresentasikan ala menu western. Oleh Harko, Pecel Rawon juga disajikan fusion menjadi beberapa makanan lain seperti sushi rawon ala jepang, roti croisant rawon yang merupakan dessert ala Prancis.
"Kita memang ingin menunjukkan ke khalayak, bahwa kuliner lokal ini bisa disajikan dengan tatanan ala Western, tanpa mengurangi cita rasa lokalnya," kata dia.
Di lokasi yang sama, juga digelar berbarengan dengan Banyuwangi Art Week yang berlangsung lima hari (23-27 April). Event ini menampilkan aneka produk unggulan UMKM lokal, seperti batik dan aneka kerajinan tangan.
Â
(*)