Sukses

5 Perempuan Indonesia yang Inspiratif, Berani Bermimpi dan Bertindak

Siapa saja lima perempuan Indonesia yang dinilai inspiratif, kreatif, berani bermimpi dan bertindak?

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Maret dan April identik dengan bulan perempuan. Tiap 8 Maret kita memperingati hari Perempuan Sedunia.Tak sedikit kasus yang melibatkan perempuan sebagai korban atau intimidasi perempuan dalam beragam bentuk.

Namun, perempuan sudah bisa bersuara dan tidak lagi berdiam diri.Perempuan bisa mandiri dan mendobrak batasan-batasan stigma negatif, terutama untuk mengejar cita-citanya.

Bertepatan dengan hari Perempuan Sedunia atau International Women's Day itu, Levi's meluncurkan sebuah kampanye bernama #IshapeMyWorld yang memuat cerita tentang tekad dan keberanian para perempuan yang sudah mewariskan perjuangan mereka untuk generasi mendatang.

Levi’s Indonesia pun meluncurkan sebuah acara untuk merayakan hari Perempuan Sedunia sekaligus Hari Kartini bagi para perempuan tangguh di Indonesia dengan semangat ‘Berani Bermimpi Berani Bertindak’.

Kampanye ini bercerita tentang perempuan yang mengambil upaya aktif untuk memperbaiki sesuatu yang mereka rasa tidak masuk akal, entah itu memulai suatu gerakan besar atau dimulai dengan mengubah sesuatu yang kecil di lingkungan mereka sendiri.

Ada lebih dari 40 kolaborator dari seluruh dunia yang berpartisipasi dalam kampanye #IShapeMyWorld 2019, seperti dari India, Meksiko, Rusia, Thailand, Turki, Amerika Serikat, dan masih banyak lagi. Sedangkan di Indonesia, Levi’s Indonesia membuat program serupa untuk merayakan semangat pemberdayaan perempuan yang menginspirasi perubahan.

"Kami berharap kampanye ini bisa menginspirasi banyak perempuan Indonesia untuk bersikap melakukan perubahan positif baginya dan lingkungannya," terang Adhita Idris selaku Country Manager LS&CP Indonesia di Jakarta, Sabtu, 27 April 2019. Lima perempuan Indonesia yang tak takut bersuara, berani bermimpi dan bertindak, inspiratif dengan cerita menarik adalah:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Alamanda Shantika

Dua tahun setelah memutuskan keluar dari salah satu unicorn terbesar di Indonesia, Alamanda memutuskan fokus pada edukasi, yang memang sudah menjadi passion-nya sejak lama.

Ia menilai masih adanya kesenjangan antara pria dan wanita dalam menjalani suatu pekerjaan, dan kemudian mendirikan sekolah programmer bernama Binar Academy.Alamanda berharap bisa mendorong lebih banyak perempuan untuk maju dan mencoba menjalani profesi yang selama ini dianggap hanya bisa dilakukan oleh laki-laki.

Mouly Surya (Sutradara Film)

Menjalani profesi sebagai seorang sutradara bukan hal mudah bagi Mouly Surya.Selama menjalani karirnya, tak sedikit yang meragukan kemampuannya hanya karena dirinya seorang perempuan. Namun ia tak menyerah dan perjuangannya pun berbuah manis.

Mouly mampu membuktikan kalau ia seorang sutradara andal yang mampu membuat karya berkualitas. Filmnya pun banyak dipuji dan berhasil mendapatkan berbagai pernghargaan bergengsi di industri perfilman nasional bahkan sampai tingkat internasional. Salah satunya adalah film ‘Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak’ yang banyak meraih piala bergengsi.

Angkie Yudistia (Pendiri Network Profesional Disabilitas)

Sebagai penyandang disabilitas, seseorang yang sulit mendengar, Angkie sempat merasa frustrasi dengan betapa sedikitnya pilihan pekerjaan untuk orang-orang seperti dirinya.

Belajar dari pengalaman, Angkie mendirikan Thisable, sebuah 'profesional network' untuk menjembatani para penyandang disabilitas dan non disabilitas agar bisa bertoleransi, dan mengerti satu sama lain.

Angkie ingin menghapus pandangan penyandang disabilitas adalah orang yang harus dikasihani.  Ia membuktikan kalau kekurangan yang dimiliki penyandang disabilitas tidak membatasi seseorang untuk bekerja, berkarya, dan meraih impiannya.

3 dari 3 halaman

Soraya Cassandra

Soraya Cassandra ingin membuat bisnis yang berdampak positif bagi sosial dan lingkungan, karena mendapati kotanya semakin tidak ramah lingkungan,

Ia mendirikan Kebun Kumara di kawasan Ciputat dan memulai gerakan 'urban farming' untuk memerangi polusi dan memberi dampak positif pada kehidupan sosial serta lingkungan sekitarnya. Dalam menjalani profesinya itu, ia merasa heran dengan komentar orang-orang yang selalu menyindir soal gendernya sebagai perempuan.

"Kalau kita nyangkul, dikomentarin: ‘Ngapain sih? Kasih aja ke cowoknya!’ Padahal, memangnya perempuan enggak bisa nyangkul? Masih banyak anggapan orang terhadap peran perempuan dan mengenai apa yang pantas perempuan lakukan," tuturnya.

Perempuan yang akrab disapa Sandra ini berharap, melalui usahanya membangun Kebun Kumara ini, hal-hal abstrak tentang mencintai alam itu bisa dibuat nyata.

Kartika Jahja (Musisi dan Aktivis Kesetaraan Gender)

Kartika Jahja punya banyak hal untuk dikatakan tentang kekerasan seksual dan kepositifan tubuh. Bermusik adalah format pilihannya.Dari musik, perempuan yang biasa disapa Tika ini belajar untuk jadi kritis dan lebih berani.

Awalnya, orang mengenalnya sebagai musisi, tapi belakangan ini ia juga dikenal sebagai aktivis di bidang perempuan. "Aku sendiri adalah seorang survivor atau penyintas kekerasan seksual, dan aku merasa bahwa masyarakat haruslah dididik untuk merangkul dan berhenti menyalahkan korban," ucapnya.

Pada 2016, lagu Tubuhku Otoritasku video klipnya diliput media di dalam dan luar negeri.Ia pun pernah diundang untuk berbicara di berbagai acara di luar negeri seperti New York dan Berlin. “Dari situ aku belajar, ternyata pengalaman perempuan di berbagai belahan dunia itu hampir sama," tuturnya.