Liputan6.com, Jakarta - Setiap malam, Teguh bersiap-siap untuk memulung. Jam dinding menunjukkan pukul 10 malam. Ia harus berhati-hati agar kedua anaknya tak bangun, Fila yang berusia 8 tahun dan Wahab umur 7 tahun. Hanya kedua buah hatinya sebagai pelipur lara semenjak ditinggal meninggal istrinya dua tahun yang lalu.
Teguh harus keluar menembus dinginnya malam sejak pukul 10 malam hingga pukul 2 pagi. Setelah kembali ke rumah, ia lekas istirahat dan bangun pagi untuk membantu Fila bersiap pergi ke sekolah.
Advertisement
Baca Juga
Anak lelakinya, Wahab, merupakan anak berkebutuhan khusus. Teguh harus ekstra merawat si kecil.
Saat siang hari, ia seringkali mencuri waktu untuk memulung bila Wahab sedang tidur. Terkadang ia pun meminta bantuan Fila untuk menjaga adiknya dikala Teguh harus pergi bekerja.
Ada kalanya Teguh sama sekali tidak mendapatkan uang dari memulung. Ia pun harus kuat menahan lapar seharian.
Meski begitu, Fila dan Wahab tidak boleh kelaparan. Melihat anaknya kenyang adalah kebahagian terbesarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini :
Tinggal di Rumah Pinjaman
Teguh tinggal di Kampung Areman, rumah nomor 133 RT 01 RW 06, Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok. Melansir akun Instagram @komunitasindonesiamemberi, Senin, 7 Mei 2019, rumah itu adalah milik warga setempat yang awalnya dibiarkan kosong. Karena iba dengan keadaan Teguh dan kedua anaknya, pemilik rumah pun mengizinkan keluarga kecil itu menempati rumah kosong itu.
Rumah tersebut berada dikelilingi kebun dan tembok pembatas. Untuk masuk saja, relawan Komunitas Indonesia Memberi harus masuk lewat gang yang hanya bisa dilalui satu orang saja. Itu pun harus memiringkan badan untuk melewatinya.Â
Keadaan rumah yang ditempati Teguh sangat memprihatinkan. Atap rumah yang rusak parah membuat air hujan bisa membanjiri dalam rumah. Beberapa bagian tembok rumah pun bolong sehingga udara dingin bebas masuk.
Teguh dan kedua anaknya pun tinggal bersama kambing dan bebek yang bebas berkeliaran di kebun. Bau kotoran pun tercium hingga ke dalam rumah.
Terdapat banyak tumpukkan sampah botol plastik dan kardus di dalam rumah. Terdapat satu kasur untuk Fila dan Wahab tidur. Terlihat pula kebutuhan sekolah Fila dari tas dan sepatu sekolah.
Aliran listrik pun tak ada pada awalnya. Tetangga rumahnya yang kasihan akhirnya memberikan aliran listrik secara cuma-cuma untuk penerangan.
Advertisement
Donasi untuk Teguh
Melalui Komunitas Indonesia Memberi, Obby selaku relawan membuka donasi untuk Teguh dan keluarganya. Donasi tersebut dibuka dari 7-9 Mei 2019. Hasil dari pengumpulan donasi itu akan segera diberikan pada Teguh.
"Dari donasi yang terkumpul, yang pertama kami ingin carikan kontrakan dan biayai untuk enam bulan. Kedua, kasih perabotan rumah kayak magic com. Ketiga, untuk bantu biaya sekolah Fila dan biaya terapi Wahab," ujar Obby selaku pendiri Komunitas Indonesia Memberi, kepada Liputan6.com, Selasa, 7 Mei 2019.
Sampai saat ini, donasi yang terkumpul oleh komunitas tersebut mencapai Rp 850 ribu. Bagi Anda yang ingin berdonasi, bisa langsung buka akun Instagram @komunitasindonesiamemberi untuk informasi lebih lanjut. (Fairuz Fildzah)