Sukses

Tenun dan Songket Indonesia Semakin Diminati di Timur Tengah

Kementerian Pariwisata mentargerkan Indonesia menjadi pusat fashion muslim dunia pada 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Tenun dan songket Indonesia semakin familiar ke Timur Tengah. Hal ini terungkap dalam Diskusi Forum Bisnis dengan tajuk Trend dan Fashion Outlook Lifestyle Pasar Timur Tengah, yang diselenggarakan di tengah acara Indonesia International Islamic Fair (IIIF) di Balai Kartini Jakarta Selatan, 10 Mei 2019.

"House of Marsya secara pribadi sudah menandatangani kerja sama dengan Arab Saudi, Kuwait, Dubai dan sejumlah negara Timur Tengah lainnya. Ke depannya, kita juga berharap kerja sama seperti ini ini bisa dilakukan desainer Indonesia lainnya," ucap Anna Mariana, peracang busana yang juga pendiri, penggagas dan dewan Pembina dalam acara IIIF 2019.

Menurut Anna, peluang tekstil Indonesia dalam memasuki pasar di Kawasan Timur Tengah memang terbuka lebar. "Apalagi kalau kita melihat pengerjaan tenun dan songket, yang secara sejarah punya cara yang sama dengan pembuatan kain Kiswah Ka’bah," jelas Anna.

Menurut Anna, perlu sejumlah kiat pintar dalam membuat busana dengan memakai bahan dasar dari tenun dan songket yang harganya lumayan mahal tersebut.

"Untuk pasar kelas tertentu, kiatnya adalah pengunaan bahan tenun dan songket bisa digunakan hanya sebagai aksen saja. Namun untuk pasar kelas A, tenun dan songket bisa digunakan menyeluruh!" tukasnya.

Yang sangat perlu diperhatikan para desainer lain yang baru akan melakukan ekspor busana ke negara-negara muslim adalah, perlu lebih berhari-hati memilih motif desain yang digunakan. Sebisa mungkin hindari penggunaan desain yang menggunakan mahluk bernyawa, seperti manusia dan fauna.

"Karena di sana (Timur Tengah_ penggunaan motif semacam itu memang dilarang! Sebab menurut Islam, dalam pakaian bergambar terdapat unsur pengagungan yang lebih terhadap gambar!" tandas Anna Mariana.

 

2 dari 2 halaman

Potensi Besar

Team Calender Event Kementerian Pariwisata, Tazbir Abdullah yang menjadi pembicara dalam forum yang sama menyebutkan, pemerintah Indonesia sangat serius dalam mengembangkan pariwisata halal. Pemerintah akan sangat mendukung para pengusaha yang ingin memasuki pasar Timur Tengah.

Pasar wisata halal termasuk sektor pariwisata dengan tingkat pertumbuhan tercepat di seluruh dunia. Indonesia sendiri, pada April 2019 berhasil menduduki peringkat pertama dari 130 negara di dunia versi Global Muslim Travel Index.

"Ini adalah suatu rangking di mana memperlihatkan Indonesia sudah siap menjadi negara yang memajukan bisnis halalnya," ujar Tazbir Abdullah.

Menurut Tazbir, pengertian bisnis halal sendiri tidak semata tentang sekadar memisahkan ruang laki-laki dengan perempuan atau tentang minuman alkohol, tapi juga mencakup bisnis yang lebih besar.

"Salah satu bisnis halal itu adalah juga menyangkut fashion. Karena itu kita sudah mentargetkan pada 2024, Indonesia akan menjadi pusat fashion muslim dunia," kata Tazbir .

Sejalan dengan target itu, Tazbir memuji upaya Anna Mariana dalam menyelenggarakan pameran IIIF 2019. "Ini baru pertama kali, memang tidak bisa langsung sukses. Perlu waktu sampai empat atau lima kali. Namun, yang pasti (event) ini akan menjadi embrio penting menuju Modest Fashion 2024!" pungkasnya.